BENTARA PENTAS MUSIK
Kolaborasi Musik Multietnik Saratuspersen yang Asyik...
Iringan musik etnik grup Saratuspersen mengiringi tari tradisional Sammy Management di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (21/ 10). Kolaborasi musik dan tari tradisional oleh dua kelompok seni asal Bandung tersebut memberi sentuhan lain sebuah pertunjukan yang dinamis.(KOMPAS/Lucky Pransiska)***
Menjelang tampil di Esplanade Theatre, Singapura, 30-31 Oktober 2010, dalam Pesta Raya, Malay Festival of Arts, kelompok musik kolaborasi multietnik Saratuspersen dan Sammy Management unjuk kebolehan pada Bentara Pentas Musik di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (21/10) malam.
Itu penampilan kali kedua di BBJ setelah penampilan pertama, November 2009, yang ketika itu penampilan pertama Saratuspersen di Jakarta setelah melanglang buana selama sembilan tahun dari suatu festival ke festival lain di mancanegara.
Bahkan, seusai pentas di Singapura, Saratuspersen berkeliling memenuhi undangan untuk tampil di Swiss, Belgia, Jerman, Jepang, Belanda, dan Australia.
Walau tertunda sekitar 30 menit karena hujan, penampilan Saratuspersen dan Sammy Management tetap ditunggu-tunggu para penggemarnya.
Diawali komposisi terbaru ”Jangan ke Mana-mana”, permainan instrumen musik gamelan Bali terasa dominan. Meski demikian, kolaborasi multietnik tetap memberikan nuansa yang khas Saratuspersen.
Tidak hanya instrumen musik yang menggabungkan beberapa genre/disiplin musik-musik daerah yang ditampilkan, tetapi Saratuspersen, yang secara musikal juga menggunakan gaya dan genre musik Timur dan Barat, secara umum juga menampilkan vokalis dan tarian.
Pada komposisi ”Ubud”, misalnya, tidak saja musiknya enak dinikmati, tetapi tarian yang dibawakan Sammy dan kawan-kawan juga menghangatkan suasana dingin setelah Jakarta diguyur hujan. Tidak saja musiknya yang terasa baru, tarian yang diangkat dari akar budaya Bali ini juga tampil baru karena dikolaborasikan juga dengan akar budaya Jawa Barat.
Secara konseptual, Saratuspersen adalah kelompok musik yang merepresentasikan semangat pluralisme dan universalisme. Universalisme dalam arti membangun harmoni multikultural (antaretnis dan antara Timur dan Barat).
Semalam, lebih dari 12 komposisi ditampilkan. Berdiri pada 1 September 2001, Saratuspersen telah menghasilkan beberapa karya, di antaranya Midnight Sky (instrumental), Sundanesse in Bali (instrumental), Ubud (instrumental), Latinamina (instrumental), Ilusi (instrumental), Love (instrumental), dan Bersama (instrumental + vocal).
(NAL)***
Source : Kompas, Jumat, 22 Oktober 2010 | 04:50 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar