Yogyakarta Tetap Pegang "Rekor" Ketidaklulusan
2.856 Siswa Tidak Ikut Ujian Nasional Ulangan
JAKARTA - Dalam ujian nasional utama SMA/MA tahun 2010, siswa tidak lulus paling banyak untuk Jawa berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta, yakni 23,7 persen. Setelah dilakukan UN ulangan, siswa tak lulus terbanyak tetap dari DI Yogyakarta, yakni 21,47 persen.
Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh, Senin (31/5) di Jakarta, mengatakan, ujian nasional ulang untuk tingkat SMA/MA diikuti 150.410 peserta di seluruh Tanah Air. Adapun siswa yang tidak lulus sebanyak 11.814 siswa atau 7,85 persen dari jumlah peserta.
Selain itu, ada 2.856 siswa yang juga tidak mengikuti UN ulangan dengan alasan atau tanpa alasan. Dengan demikian, secara keseluruhan, jumlah siswa SMA/MA yang tidak lulus UN ulangan sebanyak 14.670 siswa.
”Yang agak mencengangkan, ya, Daerah Istimewa Yogyakarta ini. Nanti kita tindak lanjuti, apa yang menjadi persoalannya? Apakah kualitas sekolahnya, kelengkapan sarana prasarana, atau faktor gurunya? Namun, sebagian besar siswa yang tidak lulus berasal dari sekolah swasta,” kata Mohammad Nuh.
Setelah diketahui akar persoalannya, lanjut Mendiknas, barulah ditetapkan kebijakan khusus untuk sekolah atau daerah yang masih saja memiliki siswa tidak lulus UN.
Selain DIY, Jawa Tengah, juga memiliki tingkat ketidaklulusan yang cukup tinggi, yakni 15,92 persen, kemudian Bengkulu 14,5 persen, DKI Jakarta 14,01 persen, dan dan Nusa Tenggara Timur sebanyak 10,78 persen.
”Tidak ada satu provinsi pun yang siswanya 100 persen lulus UN ulangan. Meskipun demikian, ada daerah-daerah yang menunjukkan perbaikan setelah UN utama, seperti Gorontalo dan Maluku Utara,” kata Nuh.
Walaupun sudah dilakukan UN ulangan, masih ada tujuh sekolah yang siswanya tidak lulus 100 persen. Ketujuh sekolah itu berada di Jawa Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku Utara. Sebaliknya, terdapat 13.014 sekolah yang siswanya lulus 100 persen dengan 1.179.579 siswa.
Mendiknas mengatakan, jika digabung antara jumlah peserta yang mengikuti UN utama dan UN ulangan terdapat sebanyak 1.507.525 atau sekitar 99,04 persen siswa yang dinyatakan lulus UN. Adapun siswa yang tidak lulus UN sebanyak 14.670 siswa atau 0,96 persen.
Bagi siswa yang tidak lulus UN ulangan masih memiliki kesempatan untuk mengikuti ujian Paket C. ”Atau daftar lagi sebagai siswa untuk tahun ajaran baru lagi. Bisa di sekolah yang sama atau pindah ke sekolah lain dan bisa ikut UN lagi tahun depan,” kata Nuh.
Sesuai janji pemerintah, sekolah dengan nilai rata-rata terbaik dan siswa dengan nilai UN terbaik akan diberikan piagam penghargaan khusus dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (LUK/Kompas)***
Source : Kompas, Selasa, 1 Juni 2010 | 03:52 WIB
Fajar Santoadi @ Selasa, 1 Juni 2010 | 09:43 WIB
Mungkin pula karena mereka siswa-siswi bekerja dengan betul, tanpa mencontek, dan pengawas tidak melakukan manipulasi. Kalau benar, salut untuk Jogja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar