Minggu, 10 Juli 2011

Mendiknas : Pungutan tanpa Tanda Bukti Merupakan Pelanggaran Berat

Minggu, 10 Juli 2011

MAJU TERUS

EKSPEDISI HUMANIORA ONLINE

Mendiknas : Pungutan tanpa Tanda Bukti Merupakan Pelanggaran Berat

BANDUNG, EKSPEDISI HUMANIORA ONLINE - Mendiknas M. Nuh menegaskan, modus baru yang kini dilakukan sekolah dengan tidak mengeluarkan bukti pembayaran merupakan pelanggaran berat. Hal ini menunjukkan tidak transparannya sekolah dalam penggunaan keuangan sekolah.

“Ini bukan sodakoh jumatan. Setiap biaya yang dikeluarkan harus ada bukti dan tanda terimanya. Makanya saya mohon kepada masyarakat jika dimintai iuran minta juga tanda terimanya,” ungkapnya. (A-157/kur)***

Source : pikiran-rakyat.com, Sabtu, 9 Juli 2011

Komentar Berita

  • bejo (not verified) on Sabtu, 09/07/2011 - 21:00

Kura-kura dalam perahu , seorang mentri sampai tidak tau emang kerjanya makan gaji yang dari masyarakat.
Kalau mau menindak jangan NGOMONG_NGOMONG sudah tau di indonesia lobak jiga oray,klu ngomong2 pasti moal ketemu permasalahannya.

  • Nad (not verified) on Sabtu, 09/07/2011 - 19:34

Knapa ya di negeri ini orang kalau dibohongi justru sukacita, tertawa, mengucapkan terima kasih lagi. Apa saya dibohongi? atau membohongi? atau tidak tahu? itu bohong. Kasihan bangsaku, atau tidak peduli dibohongi, yang penting tercapai maksudku.
Ahh... pura pura gak tahu aku ini..

  • abe (not verified) on Sabtu, 09/07/2011 - 17:20

mOal aya nu daekeun Kepala sekolah atawa guru-guru di sakola mana bae oge upama narima "titipan" make kwetansi. Sarua jeung nembongkeun bebelet. Soalna tadi tea ceuk si akang pungli.com, mah sudah menjadi rahasia umum...

  • Pungli.com (not verified) on Sabtu, 09/07/2011 - 16:51

Sudah menjadi rahasia umum pembayaran tanpa kwitansi mah... contohnya uang bangunan sekolah, apalagi di sekolah negeri pavorit. Rupanya sekolah tidak malu untuk mengajarkan ketidakjujuran,,, puncaknya ada sekolah SD (SD DAGEL di Surabaya)yang mengajarkan cara2 korupsi kecil2an alias mencontek, dan orang tua ikut2an mendukung. Hal itu terjadi mungkin karena sejak masuk sekolah sudah dimulai dengan pungutan2 liar dan orang tua diminta tau sama tau saja atas ketidakjujuran ini yang penting saling memenuhi kebutuhan. Saran: bangun lagi sekolah2 baru, seperti SD inpres jaman dulu, mungkin sekarang SMP dan SMA inpres. Jangan sampai orang2 ngantri masuk sekolah. Tingkatkan dan ratakan kualitas pendidikan dengan rotasi guru2 dan kepala sekolah, sehingga akhirnya tidak ada sekolah2 negeri pavorit, karena semuanya bagus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar