Warga meninggalkan lokasi bentrokan antara aparat keamanan dan warga dalam gusuran makam Mbah Priuk di Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (14/4). (Kompas/Agus Susanto)***
Korban Priok Berjatuhan
Jumlah Korban Luka Masih Simpang Siur
JAKARTA - Bentrokan antara warga dan aparat satuan polisi pamong praja dibantu petugas kepolisian di kawasan Koja, Jakarta Utara, menyisakan korban luka dari kedua belah pihak. Sebagian besar mengalami luka patah tulang terkena lemparan benda keras dan tersabet senjata tajam.
Mereka yang tidak terlibat konflik pun turut menjadi korban. Sebagian korban ini berasal dari anggota legislatif dan wartawan. Hampir semua korban kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara.
Hingga Rabu (14/4) malam, berdasarkan data dari Kepala Bidang Informasi Publik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta Cucu Ahmad Kurnia, jumlah korban sebanyak 130 orang dengan rincian 66 petugas satpol PP, 10 polisi, dan 54 warga sipil.
Informasi dari Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya Komisaris Besar Boy Rafli Amar menyatakan, jumlah korban luka mencapai 144 orang. Namun, data rinci dari polisi hanya menunjukkan 134 orang luka, terdiri dari 10 polisi (2 di antaranya luka berat), 69 petugas satpol PP, dan 55 warga. Atas perbedaan angka itu, Boy menyatakan, polisi masih terus memverifikasi data.
Informasi dari Direktur RSUD Koja Togi Asman (sampai pukul 16.00 WIB), korban luka yang dirawat 87 orang, terdiri dari 57 petugas satpol PP, 11 polisi, dan 19 warga. Pantauan Kompas, sampai pukul 19.00 WIB, terdapat 15 korban luka baru yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Koja.
Dari 87 orang itu, sebanyak 16 orang (tidak termasuk 15 orang lainnya yang masuk pukul 16.00 WIB-19.00 WIB) masih harus dirawat. Dari 16 orang itu, 7 orang di antaranya dalam kondisi kritis sehingga harus menginap di RSUD Koja. Di antara yang dirawat itu terdapat pasien bernama Bayu (13) yang terluka akibat senjata tajam. Selain itu, dua orang terpaksa dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo, yakni Alvin (13) dan Sucipto (23).
”Kami belum menerima adanya korban tewas. Mungkin di rumah sakit lain,” kata Togi. Semua biaya perawatan korban, lanjut Togi, ditanggung Pemprov DKI Jakarta melalui dinas kesehatan. RSUD akan menagih semua biaya tadi kepada pemerintah.
Mencari keluarga
Selama terjadi bentrokan, warga berduyun-duyun mencari sanak keluarganya. Sebagian dari mereka khawatir salah satu anggota keluarganya turut menjadi korban.
Salah satunya, Topan, warga Cilincing, Jakarta Utara, bersama keluarganya memastikan apakah anaknya turut menjadi korban atau tidak. ”Semalam anak saya pamit mau pergi berziarah. Ini tidak biasa karena mereka berziarah pada malam Jumat,” tuturnya.
Setiap ada korban luka yang masuk selalu menjadi perhatian warga. Sebagian besar dari mereka terkulai lemas di atas kereta dorong, bahkan ada yang nyaris tanpa baju.
Sesalkan tindakan aparat
Wakil Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) Nur Cholis menyesalkan terjadinya bentrokan antara warga dan aparat keamanan. ”Saya imbau aksi kekerasan ini dihentikan. Jangan ada pikiran untuk balas dendam,” katanya seusai menjenguk korban di RSUD Koja.
Nur Cholis belum bisa memastikan apakah ada pelanggaran HAM dalam bentrokan tersebut.
Bentrokan mengakibatkan kawasan Tanjung Priok lumpuh sejak pagi hingga sore hari. Semua toko, warung, dan usaha di sepanjang Jalan Jampea dan sekitar RSUD Koja tutup. Truk- truk tujuan Cilincing sempat terjebak kepungan massa.
Suasana di lokasi bentrokan pun menyeramkan. Di lokasi terlihat bangkai-bangkai mobil, truk, dan sepeda motor milik aparat dan warga yang hangus terbakar.
Pengamatan Kompas, ada 30 kendaraan pengangkut milik satpol PP, 3 alat berat yang sedianya digunakan untuk menggusur, 5 truk, serta 1 kendaraan taktis milik polisi habis dibakar massa.
Sementara itu, Boy memaparkan, jumlah kendaraan roda empat yang rusak karena dibakar dan dirusak mencapai 15 buah dengan rincian 6 bus dan 4 truk polisi, 4 truk satpol PP, dan 1 water canon. Namun, Boy mengakui, polisi belum mendata semua kerusakan kendaraan roda dua.
Sejumlah perlengkapan, misalnya perisai, pakaian setelan, dan helm milik aparat yang dirampas warga, akhirnya dibakar di jalan. Satu truk di depan RSUD Koja hingga pukul 19.00 masih dalam kondisi terbalik dan terbakar. Siapa pun yang berada di dekat lokasi ini, matanya akan terasa pedih karena sisa tembakan gas air mata bercampur asap pembakaran kendaraan.
Farhan (23), salah satu korban terluka, mengaku diserang personel satpol PP saat bersembahyang di makam. Penuturan senada disampaikan Didin (16) yang juga korban terluka seusai dirawat di IGD RSUD Koja.
Menahan diri
Boy menyatakan, Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Wahyono meminta semua pihak menahan diri sehingga tidak memunculkan lagi kerusuhan di luar batas kepatutan seperti yang terjadi pada Rabu siang. Upaya memprovokasi juga diharapkan dihentikan.
Untuk pengamanan kemarin, Polda Metro Jaya mengerahkan empat satuan setingkat kompi (400 polisi) untuk berpatroli dan menjaga kondisi wilayah Koja dan sekitarnya. Pada hari Kamis ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan bertemu dengan wakil warga, tokoh agama, serta ahli waris makam Mbah Priuk.
Ditanya apa penyebab bentrokan, Boy menduga, pemicunya adalah kurangnya komunikasi dan sosialisasi rencana penggusuran. Selain itu, ada kelompok yang memprovokasi warga. ”Ada salah pengertian, yang akan digusur bukan makam, tetapi permukiman warga di sana,” ujarnya. (BRO/ONG/NDY/ WIN/JOS/AGS/TRI)***
Source : Kompas, Kamis, 15 April 2010 | 03:54 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar