Jenazah Mimi Rasinah Dikebumikan
Suasana pemakaman maestro tari topeng Indramayu, Mimi Rasinah, Minggu (8/8). Rasinah dimakamkan di pemakaman keluarga Kampung Ciweni, Desa Pekandangan, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Pemakamannya dihadiri sejumlah seniman, tokoh masyarakat, dan warga. (KOMPAS/SIWI YUNITA CAHYANINGRUM)***
INDRAMAYU - Maestro tari Mimi Rasinah dikebumikan di makam keluarga Kampung Ciweni, Desa Pekandangan, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Minggu (8/8) sekitar pukul 09.00. Petang harinya, Aerli, cucu Rasinah, sudah kembali naik pentas di Cirebon meski tanpa Rasinah.
Jasad Rasinah, yang wafat sehari sebelumnya, dilepas oleh kerabat, warga, seniman, budayawan, dan perwakilan Pemerintah Kabupaten Indramayu. Topeng Klana warna merah yang biasa dipakai Rasinah manggung serta potretnya sedang menari disandingkan di nisannya.
Aris Tarmidi, perwakilan keluarga Rasinah, mengatakan, keluarga akan meneruskan pesan almarhumah untuk menghidupkan sanggar dan tari topeng Indramayu.
Aerli yang selalu tampil mendampingi sang nenek di panggung juga telah bangkit dari kesedihannya. Setelah upacara pemakaman neneknya, ia dan rombongan penari serta nayaga berangkat ke Cirebon untuk tampil dalam Festival Topeng Nusantara 2010 di halaman Gedung Ciayumajakuning, Cirebon.
”Tadi malam saya bermimpi ketemu Mimi lagi, yang meminta saya untuk terus menari tanpanya,” kata Aerli.
Aerli sempat ragu untuk tampil di Cirebon karena ketiadaan Rasinah. Tarian Panji Rogoh Sukma memang harus melibatkan tiga generasi penari, yakni Rasinah, Aerli, dan anak-anak sanggar yang diasuhnya. Akhirnya, meski tanpa Rasinah, tari itu tetap dibawakan oleh Aerli.
Keluarga juga akan menjalankan amanat Rasinah untuk meluaskan sangar tari. ”Itu pesan Mimi, pasir dan batu sudah kami kumpulkan sedikit-sedikit,” ujar Edi Suryadi, kakak Aerli.
Harta karun
Budayawan Indramayu, Supali Kasim, menyebut Rasinah adalah harta karun yang lama terpendam di bawah samudra. Setelah generasi tari topeng Cirebon, dari Ibu Suji, Ibu Dewi, hingga Ibu Sawitri, kemunculan Rasinah adalah fenomena tersendiri.
Berbagai penghargaan diterimanya di tingkat kabupaten hingga internasional. Harta karun itu tidak hanya milik Indramayu, tetapi juga dunia internasional.
Untuk mengenang Rasinah, Pemkab Indramayu akan membuat monumen Topeng Rasinah. Menurut Tisna Hendarin, Kepala Bidang Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Indramayu, maestro tari itu pantas mendapatkan penghargaan karena ia berperan besar mengangkat kesenian tradisional Indramayu ke seluruh dunia. (NIT/DMU)***
Source : Kompas, Senin, 9 Agustus 2010 | 04:02 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar