Selasa, 13 Oktober 2015
MAJU TERUS
SATIM TERUS EKSPEDISI HUMANIORA
DIPAMERKAN –
Bukti fisik pusaka keagungan Indramayu
bernama Cakra Udaksana milik Raden Bagus Wiralodra, pemimpin Indramayu masa
lalu, dipamerkan di Pendopo Bupati Indramayu, Selasa (13/10/2015). (Foto :
Satim)***
SEJARAH
Kehebatan
Cakra
Kalahkan
Golek Sarpa Kenaka
Indramayu,
SATIM TERUS
- PADA zamannya, pusaka Cakra Udaksana merupakan salah
satu senjata yang memiliki kemampuan mumpuni dengan ghodam-ghodamnya yang super
dahsyiat. Mampu membuat mampus musuh-musuh yang mencoba menghancurkannya.
Berkat kekuasaan Sang Pencipta Alam
Semesta, Cakra di tangan orang yang memiliki ilmu mumpuni, mampu menambah
kewibawaan dan kesaktian ketika harus perang tanding memperebutkan kekuasaan
pada zamannya.
Disebut-sebut, Cakra Udaksana
merupakan salah satu pusaka keagungan Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat,
yang ketika sekitar Abad XVII dimiliki Raden Bagus Wiralodra, seorang pendekar
pilih tanding yang sakti dan pemimpin Indramayu kala itu.
Pemelihara sejumlah pusaka kuno peninggalan
para pemimpin Indramayu masa lalu, Dasuki mengatakan, ia ditugasi untuk
mengurusi benda-benda kuno bertuah tersebut. Konon, jumlahnya mencapai puluhan.
Seumlah pusaka kuno bertuah itu,
dipamerkan kepada umum dalam rangka memperingati Ulang Tahun Indramayu ke-488.
Lokasinya, di Pendopo Bupati Indramayu dan diperlihatkan kepada publik selama
sepekan hingga Rabu (14/10/2015).
“Pusaka-pusaka yang ditampilkan
dalam pameran pembangunan menyambut Hari Jadi Indramayu ke-488 tahun 2015 ini,
sejumlah pusaka bertuah yang diangap mampu memberi kesaktian pada zamannya si
masa lalu,” kata pria warga Desa Pekandangan Jaya, Indramayu itu, Jumat (10/10/2015)
siang.
Dasuki memang tidak banyak bercerita
tentang keampuhan Cakra Udaksana milik Wiralodra, pemimpin Indramayu tempo
doeloe. Hanya cerita singkat saja, bahwa Cakra merupakan pusaka keagungan
Indramayu.
Pria berpawakan tinggi itu
mengungkapkan, berkat kekuasaan Allah sehingga pusaka-pusaka bertuah itu mampu
memberikan kesaktian kepada para pendekar Indramayu pada zamannya.
“Bukan hanya itu, jika dilihat dari
karya seni, sangat agung dan luar biasa para leluhur kita telah menghasilkan
karya seni yang tinggi. Dan bisa dipersembahkan kepada generasi masa kini, agar
bisa menghargai jasa-jasanya,” ujarnya.
Namun seorang pelajar salah sebuah
sekolah lanjutan, Agus bercerita, ketika melihat-lihat dan mendekati pusaka
Cakra, ia seolah merasakan badannya bergetar dan merinding.
“Mungkin saya terlalu menghayati,
bagaimana perjuangan Wiralodra bersenjatakan Cakra dalam menaklukkan
musuh-musuhnya. Sehingga Indramayu masih bisa berdiri dan berjaya hingga
sekarang,” tuturnya.
Raja Galuh Kabur
Dalam
Buku Babad Dermayu meski masih mengandung banyak versi dikisahkan, bahwa
sekitar tahun 1500-an, Indramayu diserang ratusan pasukan Kerajaan Galuh Pakuan
yang dipimpin Prabu Cakraningrat. Konon, Kerajaan Galuh yang kemudian wilayahnya
diberi nama Rajagaluh, yang kini diduga masuk dalam Kabupaten Majalengka,
Cakraningrat ingin memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke bagian Utara
Sungai Cimanuk.
Namun
berkat kesaktian Wiralodra dengan bersenjatakan Cakra Udaksana, para prajurit
Galuh Pakuan mampu dikalahkannya. Mereka tak sedikit pula yang tewas, dan yang
masih hidup lari kocar-kacir mengadukan kesaktian Wiralodra kepada Prabu
Cakraningrat, sang rajanya yang masih menganut keyakinan KesangHyangan dengan
menyembah Dewa.
Mendapat
laporan para prajuritnya yang kalah, Prabu Cakraningrat naik pitam, dan meminta
dikawal para prajuritnya yang masih setia untuk dipertemukan dengan Wiralodra.
Sesampainya
di sekitar lembah Singai Cimanuk yang sekarang diperkirakan berada di Desa
Dermayu, atau setidak-tidaknya berada tak jauh dari Pendopo Bupati Indramayu,
Prabu Cakraningrat bersikap sombong dan mengancam akan membunuh Wiralodra dengan pusaka keagungannya
bernama Golek Sarpa Kenaka.
Golek
Sarpa Kenaka diyakini merupakan pusaka keagungan Kerajaan Galuh, karena
kesaktiannya mampu membuat gunung runtuh, sungai kering, dan pepohonan hancur.
Konon, kekuatan Golek Sarpa Kenaka karena dihuni sejumlah dedemit. Sehingga
diyakini mampu mengalahkan musuh-musuhnya.
Setelah
mengucap mantra-mantra dan permohonan kepada Dewa yang diyakini sebagai Tuhannya,
Prabu Cakraningrat langsung menyerang Wiralodra yang kala itu bersikap tegap
namun tenang. Tangan kanannya memegang pusaka Cakra Udaksana.
Meski
Prabu Cakraningrat bersenjatakan Golek Sarpa Kenaka menyerang dengan
membabi-buta, namun Wiralodra dengan tenang sambil memohon kepada Allah agar
memberikan kekuatan kepadanya.
Sekali ayunan pusaka Cakra di tangannya, Prabu
Cakraningrat terpental. Raja Galuh itu merasa tersisih, akhirnya langsung kabur
dan kembali lagi ke markas kekuasaannya di Rajagaluh. Ia langsung mengadakan
rapat mendadak yang dihadiri para tokoh-tokoh sakti di Rajagaluh.
Prabu Cakraningrat mengingatkan, agar jangan berani
bertarung dengan Wiralodra, apalagi merebut wilayah Indramayu, karena tokoh
Indramayu itu maha sakti.
Dalam Buku Babad Dermayu dikisahkan, kesaktian Raden
Bagus Wiralodra bersama kekuatan ghaib yang terkandung dalam pusaka Cakra yang
mirip gerigi itu, tak hanya mengalahkan manusia, kesaktian Wiralodra dengan
pusaka Cakranya mampu menundukkan sejumlah makhluk halus yang ganas sekalipun,
seperti dedemit yang menghuni sejumlah tempat angker di Indramayu.
Termasuk langkah pertama ketika Wiralodra membuka
hutan belantara dan alas penjalin (rotan), sewaktu akan dijadikan pedukuhan
atau pemukiman untuk anak dan cucunya kelak. Di situ Wiralodra beberapa kali
bertarung dan mengalahkan sejumlah penunggu dan penguasa alas dari golongan
makhluk astral.
Hingga kini pusaka keagungan Indramayu bernama Cakra
Udaksana bersama sejumlah pusaka kuno peninggalan para pemimpin Indramayu,
dilestarikan dan tersimpan di Posko Bedama Pusaka di depan Pendopo Bupati
Indramayu.
Kuncen Pusaka, Dasuki sejak dulu mengusulkan, agar
dibuatkan gedung khusus yang agak besar untuk penyimpanan pusaka-pusaka
bersejarah itu. Konon, karena jumlahnya sangat banyak.
“Sampai sekarang belum terkabul. Tahun depan, semoga
usulan saya itu terealisasi,” harapnya, kemarin.
Sejauh ini, belum ada konfirmasi lebih lanjut, soal
instansi mana yang paling bertanggung jawab terhadap pembangunan gedung
penyimpanan sejumlah pusaka kuno dan bersejarah milik rakyat Indramayu itu.(Satim)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar