Rabu, 13 Januari 2016

JELAJAH CIMANUK (1) Dangkal dan Jadi Alas Gelagah


Selasa, 12 Januari 2015
SATIM TERUS
MAJU TERUS EKSPEDISI HUMANIORA
JELAJAH CIMANUK (1)
Dangkal dan Jadi Alas Gelagah
ALAS GELAGAH – Kondisi Sungai Cimanuk Indramayu yang rusak parah, kini jadi alas gelagah. Tampak dalam gambar, seorang wartawan tengah memotret Cimanuk, beberapa waktu lalu.(Foto :Satim)***
Indramayu, SATIM TERUS ONLINE
            JIKA menelusuri aliran Sungai Cimanuk di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, mayoritas masih berantakan. Sungai Cimanuk nyaris menyerupai parit dan menjadi alas gelagah (jenis tumbuhan masih serumpun dengan ilalang, namun batangnya keras dan tinggi). Jenis tumbuhan ini batangnya bisa untuk pagar dan kayu bakar.
            Kondisi alas demikian itu Sungai Cimanuk yang melintasi Desa Kenanga dan Panyindangan Wetan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu. Kemudian yang melintasi Desa Plumbon dan Telukagung, Kecamatan Indramayu, serta Desa Rambatan Kulon, Kecamatan Lohbener. Aliran Sungai Cimanuk yang parah itu, sepanjang sekitar 15 kilometer.
            Menurut kesaksian beberapa warga setempat, Sungai Cimanuk pada masa penjajahan 1945, lebarnya ratusan meter  dan melingkar-lingkar mirip ular.“Untuk melempar batu kecil saja supaya sampai ke seberang, harus menggunakan bandring atau ketapel. Sekarang mirip parit atau saluran sekunder. Parahnya lagi, sudah jadi alas gelagah,” cerita Mita (62), salah seorang pembuat bata merah yang memanfaatkan tanah bantaran kali di wilayah Kecamatan Sindang, kemarin.
Penuturan Mita itu diamini warga lainnya, Mukamad (73), warga di kawasan Kecamatan Lohbener. Diterangkan, dulunya Sungai Cimanuk sangat lebar dan mampu menampung air besar,  meski warga sekitarnya selalu dihantui tanggul jebol ketika banjir bandang menerjang.
“Saya berharap, pemerintah siap mengeruk dan melebari Sungai Cimanuk sambil memperkokoh seluruh tanggulnya,” pinta Mukamad, belum lama ini.
Pantuan Satim Terus Online, selain Sungai Cimanuk perlu diperdalam dan dilebari, sepanjang tanggulnya perlu diperkokoh karena masih banyak yang kritis, dan terancam jebol jika banjir  mengukir.
Pekan lalu, beberapa wartawan dari berbagai harian dan mingguan melakukan pemotretan di sejumlah titik rawan bencana pada aliran Sungai Cimanuk Indramayu. Namun sejauh ini, belum terlihat tanda-tanda pihak berwenang, seperti Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung yang bermarkas di Cirebon melakukan tindakan normalisasi Cimanuk yang bersejarah itu.
Pihak Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi (PSDA dan Tamben) Kabupaten Indramayu tak berdaya untuk melakukan tindakan pengurasan dan pelebaran Sungai Cimanuk.
“Selain terbatasnya angggaran yang kami miliki, juga bukan kewenangan pihak dinas kami tapi kewenangan BBWS Cimanuk-Cisanggarung,” kata Ir. Suwenda Asmita, Kepala Dinas PSDA dan Tamben Kabupaten Indramayu, kemarin.
Diterangkan, pihaknya sudah menyampaikan laporan seputar kondisi parah Sungai Cimanuk ke Kementerian PU dan juga ke BBWS Cimanuk-Cisanggarung di Cirebon.
Kondisi parahnya beberapa titik aliran Sungai Cimanuk Indramayu tersebut, tampaknya telah memicu beberapa kalangan untuk melakukan siaga bencana. Salah satu eksennya seperti yang dilakukan kodim 0616 Indramayu, yang terlihat aktif menggelar simulasi penanganan bencana alam.
Bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, melancarakan aksi simulasi penanganan bencana sambil menggandeng sejumlah unsur, Ormas, dan beberapa lembaga yang ada untuk aksi tanggap darurat.
“Penanganan bencana merupakan tanggung jawab bersama. Sehingga perlu dilakukan simulasi sejak dini. Kami selaku tentara selalu siap membantu,” tegas Dandim 0616 Indramayu, Letkol (Arh) Zaenudin didampingi Edi Kusdiana selaku Kepala BPBD Kabupaten Indramayu, belum lama ini.(Satim)***

         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar