Jumat, 19 November 2010

TUGU NOL INDRAMAYU : Nyaris Lenyap “Disapu” Perkembangan Jaman

TUGU NOL INDRAMAYU

Nyaris Lenyap “Disapu” Perkembangan Jaman

INDRAMAYU – Masih banyak bangunan cagar budaya yang ada di wilayah Kabupaten Inadramayu, Provinsi Jawa Barat yang hingga kini kurang terurus, bahkan cenderung tidak pernah tersentuh renovasi. Salah satunya, peninggalan bersejarah itu adalah tugu “NOL INDRAMAYU”. Padahal, sebelum terjadinya perbaikan jalan yang berada di sekitar jembatan yang pernah populer dengan julukan “Kreteg Sorog” itu, masih tampak patok beton yang di tengahnya diduga terbuat dari besi bulat berdiameter sekitar 20 cm. Keberadaan bangunan itulah yang menjadi titik awal menghitung jarak Kota Indramayu dengan sejumlah daerah lainnya.

Meski belum banyak terungkap tentang keberadaan tugu Titik “0” (baca : nol) Indramayu dalam berbagai buku sejarah yang berkaitan dengan perkembangan wilayah Kabupaten Indramayu, namun monumen itu tersebut tampaknya telah memberikan gambaran bahwa pada jaman penjajahan Belanda, pemerintahan kolonialisme itu telah membuat perhitungan untuk mengukur jarak Indramayu dengan sejumlah wilayah yang ada di sekitarnya dengan membangun tugu titik “0” Indramayu yang tak jauh dari pusat pemerintahan Kota Mangga tersebut.

Dari berbagai penelusuran menyebutkan, ada beragam versi kapan tugu titik “0” Indramayu dibangun ? Ada yang mengatakan, tugu titik “0” dibuat sekitar abad XVI. Namun sumber lain juga mengatakan, monumen perhitungan jarak “0” tersebut dibangun pada masa penjajahan Belanda gelombang pertama sekitar tahun 1837. Bahkan, konon, pernah mengalami rehabilitasi pada tahun 1947, ketika tengah ganas-ganasnya pergolakan politik di Bumi Wiralodra Indramayu.

Dalam Buku Sejarah Indramayu yang diterbitkan pada tahun 1970-an mengungkapkan, penjajah Belanda ketika itu berusaha membumi hanguskan beberapa wilayah Indramayu untuk dijadikan daerah jajahannya. Bahkan, pelabuhan Indramayu yang berada di kawasan Cimanuk Indramayu (dekat jantung kota) yang ketika masih menjadi sarana arus barang telah dikuasainya. Namun upaya itu gagal, karena para pejuang Indramayu melakukan perlawanan walaupun jatuh korban jiwa tidak sedikit.

Di bawah kepemimpinan M.A. Sentot yang menjadi penglima perang berbendera “Pasukan Setan” berhasil melancarkan perlawanan sengit, dan membuat bala tentara Belanda kocar-kacir. Yang tersisa kini, sejumlah bangunan bersejarah peninggalan semasa penjajahan Belanda ayang masuk dalam kategori Benda Cagar Budaya, hingga kini masih banyak yang berdiri. Kendati kondisinya sangat memperihatinkan, karena pemerintah terkesan kurang peduli terhadap sejumlah bangunan bersejarah, termasuk bagaimana nasib tugu “0” Indramayu yang nyaris lenyap “disapu” perkembangan jaman bermerk pembangunan. (Satim)*** Foto=foto : Satim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar