Selasa, 29 Desember 2015

Para Profesor Lingkungan Bahas Grand Design Indramayu Mangrove Center


Selasa, 22 Desember 2015
SATIM TERUS
MAJU TERUS EKSPEDISI HUMANIORA
Para Profesor Lingkungan Bahas
Grand Design Indramayu Mangrove Center

PROFESOR LINGKUNGAN


Para Profesor Lingkungan ketika menggelar Rapat Pembahansan  Grand Design Indramayu Mangrove Center di Ruang Rapat Bappeda Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Selasa (22/12/2015). Para Profesor itu diantaranya, Prof. Sambas Basuni, Prof. Kris, dan Prof. Cecep didampingi moderatornya.(Foto-foto : Satim)***
Indramayu, SATIM TERUS Online - UNTUK menjadikan Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, sebagai kawasan pusat Mangrove dan sekaligus sebagai daerah studi dan pariwisata hutan payau di Pulau Jawa itu, tampaknya mulai dibahas serius.
            Menjelang tutup tahun 2015, Desain Indramayu sebagai Pusat Mangrove kembali dibahas serius. Tak tanggung-tanggung, yang membahasnya para profesor lingkungan dari pemerintah pusat yang dimotori BPLH Cimanuk-Citanduy. Para pakar lingkungan itu, diantaranya Prof. Sambas Basuni, Prof. Kris, dan Prof. Cecep dan dipandu seorang moderator dari pihak BPLH Cimanuk-Citanduy.
Salah seorang pembicara, Prof. Sambas seusai rapat kepada SATIM TERUS mengatakan, pihaknya serius untuk menjadikan Kabupaten Indramayu sebagai daerah pusat Mangrove di Pulau Jawa dan Indonesia.
“Bukan sekedar pusat Mangrove, namun untuk menjadikan Indramayu sebagai daerah tujuan wisata dan pendidikan, sehingga turut membangkitkan perekonomian masyarakat sekitarnya,” kata Sambas, Selasa (22/12/2015) siang.Sambas menjelaskan, untuk perencanaan dan penyusunan detailnya harus dilakukan pihak Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Indramayu.
Rapat yang bertajuk “Pembahasan Grand Design Indramayu Mangrove Center” itu, berlangsung dari Selasa (22/12/2015) pagi hingga menjelang petang. Peserta rapatnya melibatkan berbagai unsur meliputi, perwakilan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Indramayu, Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Indramayu, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Indramayu, para Kuwu (Kepala Desa) di kawasan pantai, LSM Lingkungan, para pejuang lingkungan hidup Indramayu, dan utusan beberapa instansi terkait lainnya.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) Kabupaten Indramayu, H. Munjaki mengatakan, pihaknya sudah lama mengusulkan agar Indramayu sebagai pusat Mangrove. Semua itu, untuk membangkitkan perekonomian masyarakat pesisir sambil melestarikan hutan payau.
“Atas usulan itu, utusan pemerintah Pusat dan Provinsi Jawa Barat sudah beberapa kali berkunjung ke Indramayu. Harapan kami, demi Indramayu maka Grand Design Indramayu Mangrove Center segera terwujud,” tandas Munjaki di kantornya, Rabu (30/12/2015) siang.
Pantuan SATIM TERUS, sekitar beberapa abad silam, hutan Mangrove sudah tumbuh di sepanjang pantai Indramayu. Tak heran jika kini hutan payau itu masih banyak yang tersisa, tumbuh tinggi dan lebat. Kemudian sejak belasan tahun silam muncul kesadaran beberapa kalangan dengan gerakan menanam Mangrove, sehingga turut mendukung keasrian hutan Mangrove yang sudah tumbuh beberapa abad silam.
Kawasan pantai yang paling berpotensi untuk dikembangkannya pusat hutan Mangrove diantaranya, Pantai Karangsong, Pantai Cantigi, Pantai Balongan, Pantai Dadap, Pantai Juntinyuat, Pantai Karangampel, Pantai Tiris, Pantai Eretan, Pantai Kandanghaur, Pantai Sukra, Pantai Cemara, dan Pantai Losarang.
“Grand Design Indramayu Mangrove Center jangan hanya serius dalam rapat, tapi harus benar-benar terwujud segera supaya turut membangkitkan perekonomian masyarakat sekitarnya,” ungkap Dudung AR dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, kemarin.(Satim)***   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar