Senin, 01 Februari 2010

Rumah Candu di Lasem di Konservasi

BANGUNAN CAGAR BUDAYA

Rumah Candu di Lasem di Konservasi

LASEM - Bangunan kuno bekas gudang candu di Desa Soditan, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, yang dibangun sekitar tahun 1.800-an dikonservasi. Bangunan berupa rumah berarsitektur Tiongkok itu menyimpan bukti-bukti perdagangan candu dan kejayaan pelabuhan internasional di Sungai Lasem.

Bangunan yang dikelilingi tembok besar tersebut berada di lahan seluas 5.500 meter persegi. Bangunan itu terdiri dari rumah induk di bagian depan dan rumah tempat tinggal serta gudang di bagian belakang.

Di rumah induk berubin merah terdapat altar atau meja abu dari jati berukiran khas Tiongkok. Di bangunan itu juga terdapat sumur sedalam sekitar 1,5 meter yang menyambung ke selokan bawah tanah menuju Sungai Lasem.

Rumah yang berfungsi sebagai tempat tinggal merupakan rumah bertingkat dua berlantai kayu jati. Di depan rumah itu terdapat jangkar baja berukuran sekitar 2 meter yang diduga dari salah satu kapal Laksamana Cheng Ho.

Di kompleks bangunan itu terdapat pula makam keluarga. Makam itu berciri khas siang gong (satu kuburan dua liang lahat) dengan hiasan relief, patung anjing langit, dan dua buah tiang berujung kuncup teratai.

Generasi keenam pemilik rumah itu, Subagyo (48), Sabtu (30/1) di Lasem, mengatakan, renovasi sudah berlangsung selama 40 hari dan ditargetkan selesai sebelum Imlek. Fokus konservasi senilai Rp 150 juta itu adalah bangunan depan. Biaya konservasi seluruhnya dari Subagyo.

"Kalau ada rezeki, saya akan melanjutkan konservasi rumah belakang. Rencananya, saya akan menjadikan rumah itu sebagai salah satu contoh rumah budaya Tiongkok di Lasem," kata Subagyo yang berencana menggali sejarah rumah itu yang hampir tak terlacak lagi.

Menurut Subagyo, kerusakan terparah bangunan itu terletak pada konstruksi kayu. Banyak kayu yang keropos dan lapuk sehingga harus diganti atau didempul dengan bubuk kayu sisa penggergajian yang dicampur lem epoxy.

Sejarawan Lasem Slamet Widjaja mengemukakan, bangunan itu mempunyai nilai sejarah dan arsitektural tinggi. Setidaknya, sumur yang terletak di dalam bangunan induk menjadi bukti penting yang masih tersisa dari sejarah perdagangan candu di Lasem.

"Dahulu candu masuk ke Lasem melalui (menggunakan alat transportasi) perahu kecil. Perahu itu masuk ke gorong-gorong yang tembus dengan rumah-rumah pengusaha China," kata dia. (HEN/Kompas)*** Foto : janti2008.wordpress.com

Source : Kompas, Senin, 1 Februari 2010 | 12:09 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar