SBI Tetap Bayar
INDRAMAYU – Meski ada instruksi jejang pendidikan dasar 9 tahun bagi sekolah-sekolah negeri harus gratis, namun hal ini tidak berlaku bagi sekolah-sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Terbukti, sekolah-sekolah berstandar seperti itu tetap diijinkan untuk memungut biaya kepada para orangtua siswa dalam membiayai jalannya roda pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
Kasubdin Dikmen pada Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Drs. H. Odang Kusmayadi, MM mengatakan, hanya sekolah-sekolah jenjang pendidikan dasar biasa lah yang dibolehkan gratis. Namun untuk jenjang pendidikan dasar yang berstandar nasional dan internasional, maka sekolah yang bersangkutan tetap diijinkan untuk memungut biaya kepada para orangtua siswa.
Alasan yang dikemukakan Odang, karena biaya operasional yang dijalankan sekolah berstandar internasional, belum bisa dicukupi oleh pihak pemerintah. Sementara model pendidikan, sarana dan prasarananya, jelas berbeda dengan sekolah-sekolah biasa pada jenjang pendidikan dasar seperti itu.
“Jadi, para orangtua siswa tetap saja harus ikut menanggung pembiayaan sekolah. Ini seperti yang terjadi di SMPN 2 Sindang yang sekarang statusnya bukan lagi RSBI, namun telah naik menjadi SBI. Di beberapa daerah, sekolah di SBI itu biayanya mahal,” kata Odang kepada ratusan orangtua siswa baru Tahun Ajaran 2009/2010 SBI SMPN 2 Sindang, Sabtu (4/7) siang, di Ruang Auditorium SMPN 2 Sindang, Kabupaten Indramayu.
Odang menggambarkan, SMP Negeri 2 Sindang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat merupakan sekolah berprestasi di Indramayu, yang sebelumnya merupakan Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional (RSBI), dan telah berjalan selama dua tahun. Kini, SMPN 2 Sindang statusnya telah ditingkatkan menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Tahun 2009 ini, merupakan SBI pertama di wilayah III Cirebon.
Sementara itu, Kepala SBI SMPN 2 Sindang, Dr. H. Abdul Tholib, MPd mengatakan, sekolah yang dipimpinnya telah berhasil menorehkan sejumlah prestasi di bidang pendidikan, yakni dengan meraih juara dalam berbagai kegiatan.
“Prestasi ini merupakan kebanggaan yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Kendati peningkatan itu tidak lepas dari tersedianya sarana dan prasarana yang memadai yang harus dimiliki sekolah kami. Oleh karena itu, kesediaan para orangtua siswa untuk ikut berinvestasi di sekolah kami ini, sangat dibutuhkan demi peningkatan kualitas pendidikan para siswa SBI SMPN 2 Sindang ini,” ujar Abdul Tholib kepada ratusan para orangtua siswa baru yang sengaja diundang untuk merumuskan pembiayaan pendidikan yang akan dibebankan kepadanya.
Rapat rumusan pembiayaan pendidikan itu dipimpin pihak Komite Sekolah SBI SMPN 2 Sindang, Drs. H. Yayan Mulyantoro, MM. Meski sedikit terjadi aksi protes dari kalangan orangtua siswa baru, karena biayanya dianggap terlalu mahal, namun akhirnya pihak sekolah mau menurunkan sedikit saja dari beberapa hal yang menyangkut pungutan kepada para orangtua siswa baru.
Hasil rumusan itu menyimpulkan, bahwa Dana Sumbangan Pendidikan (DSP) Tahunan Siswa Rp 2,5 juta, DSP Bulanan Siswa Rp 230.000, Biaya selama Masa Orientasi Sekolah (MOS) Rp 120.000 untuk 10 hari, dan Biaya Pakaian Seragam komplit Rp 770.000 laki-laki, dan bagi murid perempuan Rp 840.000.
“Allhamdulillah rapat dengan para orangtua murid berakhir dengan damai dan penuh kekeluargaan,” ucap Yayan, yang kini menjabat Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Indramayu, seusai rapat di halaman sekolah SBI SMPN 2 Sindang. (Satim)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar