Jumat, 03 Juli 2009

Aksi Pembekalan Saksi SBY-Boediono

Ir. Harris Solihin. (Foto : Satim)

Iklan Capres/Cawapres SBY-Boediono terpasang di Jalan Cimanuk Indramayu.
(Foto : Satim)

Demokrat Tak Mau Berbuat Curang

dan Tak Mau Dicurangi

INDRAMAYU – Selama tiga hari, sejak Kamis (2/7), Jumat (3/7), dan Sabtu (4/7), Gedung Pertemuan Wisma Haji Indramayu, Provinsi Jawa Barat dipadati ribuan saksi Pemilihan Calon Presiden dan Wakil Presiden SBY-Boediono dari Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Indramayu. Mereka kumpul di sana untuk mengikuti pembekalan dalam menjalankan tugasnya sebagai saksi.

Setelah pembekalan itu, mereka akan ditempatkan sebagai saksi di tiap-tiap Tempat Pemungutan Suara (TPS), saksi di Panitia Pemungutan Suara (PPS), saksi di Panitia Pemungutan Kecamatan (PPK), dan saksi di Komisi Pemilihan Umum (KPU) sesuai daerah pemilihannya masing-masing.

Para saksi yang mengikuti pembekalan itu datang dari enam Daerah Pemilihan (Dapil) di Kabupaten Indramayu, yakni Dapil I dan Dapil II mengikuti pembekalan pada Kamis (2/7). Dapil III dan Dapil IV ditatar pada Jumat (3/7), dan Dapil V dan Dapil VI mengikuti pembekalan saksi di hari terakhir, Sabtu (4/7) dari pagi hingga sore hari.

Sejumlah Satgas dari Partai Demokrat pun terlihat berjaga-jaga selama berlangsungnya pembekalan para saksi itu. “Mereka dibekali pengetahuan seputar tugas saksi dan tanggung jawabnya di lapangan. Itu, upaya kami demi suksesnya Pilpres Tim Pemenangan pasangan Capres/Cawapres SBY-Boediono di Kabupaten Indramayu ini,” kata Ir. Harris Solihin, Koordinator Operasi Tim Kampanye SBY-Boediono Kabupaten Indramayu dari Partai Demokrat, Jumat (3/7).

Harris mengatakan, selain para saksi yang ditempatkan di setiap TPS, juga akan diterjunkan Tim Advokasi di setiap Dapil. Sedangkan personil Tim Advokasinya diterjunkan dari Biro Hukum DPC Partai Demokrat Kabupaten Indramayu, dari DPD Partai Demokrat Provinsi Jawa Barat, dan dari DPP Partai Demokrat.

Menurutnya, jumlah saksi TPS di enam Dapil se-Kabupaten Indramayu berjumlah 2.498 orang, saksi yang ditempatkan di PPS sebanyak 626 orang, saksi di PPK disiapkan 62 orang, dan saksi di KPU menugaskan 5 orang. Penempatan ribuan saksi di semua lini itu bagi Tim Kampanye dan Pemenangan Pasangan Capres/Cawapres SBY-Boediono, konon, ada alasan tersendiri bagi Tim Sukses Capres/Cawapres bermotto “Lanjutkan !” itu.

“Pada prinsipnya, kami tidak mau berbuat curang. Tapi kami pun tidak mau dicurangi,” tandas kontraktor yang sekarang berhasil duduk di kursi wakil rakyat Indramayu dari Partai Demokrat itu. (Satim)***

Para Lansia dan Penyandang Cacat ditatar Simulasi Pilpres 2009

Aty Suandi, Manager B_Trust Bandung. (Foto: Satim)

Diseminasi dan Simulasi Pilpres

Mengikis Sikap Apatis

di Kalangan Lansia dan Difabel

INDRAMAYU – Partispasi politik di kalangan lanjut usia (Lansia) dan Difabel (penyandang cacat), tampaknya telah menjadi perhatian serius Bandung Trust Advisory Group (B_Trust)-organisasi advisory non-pemerintah yang telah berkiprah sejak 2001 silam.

B_Trust (sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat-LSM) yang berpusat di Bandung, Provinsi Jawa Barat itu, Jumat (3/7) pagi hingga sore, mengadakan diseminasi dan simulasi proses pemberian suara dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 di Gedung Dewan Kesenian Indramayu (DKI).

Yang agak unik, B_Trust hadir di Kota Mangga Indramayu mengundang ratusan kelompok Lansia dan difabel yang selama ini terkesan “dimarjinalkan”. Ratusan penyandang cacat fisik dan kaum Lansia didaulat untuk bersikap antusias, optimis, dan berpartisipasi terhadap jalannya pesta demokrasi lima tahunan, baik Pemilihan Legislatif, Pemilihan Presiden, maupun Pemilihan Kepala Daerah. Mereka diminta untuk tidak bersikap apatis dalam menentukan nasib bangsa melalui pesta demokrasi lima tahunan itu.

Banyak pengunjung yang merasa iba melihat kondisi fisik mereka yang mayoritas cacat. Sebagian ada yang nekad berjalana kaki, meski kedua kakinya tak ada sambil merangkak. Sebagian lagi terpaksa menggunakan kursi roda, dan sebagian lainnya memilih menggunakan tongkat karena kakinya “buntung”. Bahkan ada yang buta, dan sebagian lagi mereka memakai kaki palsu, namun terlihat ceria dan bersemangat mengikuti jalannya simulasi Pilpres meski dengan kondisi seadanya.

Meski mereka tetap bersemangat mengikuti jalannya simulasi Pipres, namun tak sedikit pula mereka merasa kecewa. Lantaran, tak ada pejabat teras dari Pemerintahan Kabupaten Indramayu yang hadir di acara diseminasi dan simulasi tersebut. Konon, sebenarnya Bupati Indramayu, H. Irianto MS Syafiuddin diundang untuk membuka acara itu. Namun kabar terakhir, orang nomor satu di Kota Mangga ini tengah berada di Bandung.

“Kami sebenarnya merasa aneh, koq tak ada pejabat teras Pemkab Indramayu yang menghadiri acara ini. Walaupun peserta simulasi dari kelompok Lansia dan difabel tadi banyak yang kecewa atas absennya pejabat penting di gedung DKI ini, namun kami merasa bersyukur para peserta simulasi bersemangat hadir di acara simulasi Pilpres ini,” kata Dra. Aty Suandi, Manager B_Trust seusai acara simulasi Pilpres, Jumat (3/7) sore.

Kendati tak ada batang hidung pejabat teras Pemkab Indramayu di acara yang diselenggarakannya, namun ia mengaku masih bersyukur, beberapa anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Indramayu bisa hadir, dan ikut memberikan sosialisasi Pilpres 2009.

Menurut Aty, acara tersebut merupakan serangkaian kegiatan diseminasi dan simulasi Pilpres 2009 yang telah dilakukan di 4 Kota/Kabupaten lainnya, seperti Bandung (22-29 Juni 2009) di Panti Senjarawi dan SLB Negeri Cicendo, Kabupaten Garut (24 Juni 2009) di Panti Werdha Jiwa Baru, Tasikmalaya (23 Juni 2009) di SLB –B Aisyiyah, Kabupaten Subang (1 Juli 2009) di Yayasan An-Nahl, dan di Kabupaten Indramayu, Jumat (3/7) mengambil tempat sosialisasi di Gedung Dewan Kesenian Indramayu (DKI).

“Kegiatan tersebut dalam rangka mendorong partisipasi dan pemenuhan hak politik bagi kaum marjinal,” ujarnya. (Satim/Joko K)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar