Musyawarah Seniman Indramayu (Museni) IV Tahun 2009
Seniman Indramayu Ditantang
Harus Mandiri dan Inovatif
INDRAMAYU – Perkembangan jaman telah menantang semua pihak untuk bisa kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dirinya agar bisa bertahan dalam arus perkembangan jaman. Tantangan demikian juga tampaknya berlaku pula bagi seniman di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Para seniman ditantang untuk mandiri dan inovatif supaya tidak tergerus dan tersingkirkan oleh perkembangan jaman itu. Termasuk bagaimana upaya untuk bisa membangkitkan kemandirian Dewan Kesenian Indramayu (DKI) di era sekarang ini. Sehingga siapa pun Ketua DKI terpilih, harus mampu membawa gerbong DKI ke arah yang lebih maju, profesional dan mandiri, sehingga harus lebih kreatif dan inovatif yang tumbuh dari lubuk hati yang paling dalam dari kalangan seniman Indramayu ini.
Demikian dikatakan M. Ivan Alvian, Ketua DKI masa bakti 2006-2009 dalam menyampaikan Laporan Pertanggung Jawaban masa akhir jabatannya di sidang Musyawarah Seniman Indramayu (Museni) IV Tahun 2009, Rabu (19/8) sore yang digelar di gedung Panti Budaya Indramayu.
Ivan (begitu panggilan akrabnya) menyampaikan rasa terima kasih kepada para seniman Indramayu yang telah bekerja sama dalam memajukan lembaga yang pernah dipimpinnya selama tiga tahun itu. Bahkan, ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada para seniman Kota Mangga Indramayu apabila selama kepemimpinannya terdapat kekeliruan atau kesalahan, baik disengaja maupun tidak.
“Buku yang saya susun dan jilid ini, merupakan bukti dari Laporan Pertanggung Jawaban saya selama memimpin DKI periode 2006-2009. Jika ada hal-hal yang kurang berkenan, pimpinan sidang Musyawarah Seniman Indramayu sebagai lembaga tertinggi bisa mengklarifikasinya dengan saya di mimbar kehormatan ini,” kata Ivan.
Akhirnya, Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Ivan diterima pihak Panitia Museni IV Tahun 2009. Ketua Panitia Museni, Fuzail Ayad Syahbana alias Ayad lalu melanjutkan agenda Museni dengan membahas Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) DKI. “Museni ini merupakan forum tertinggi dan telah menjadi agenda tiga tahunan. Museni juga sebagai forum pembahasan AD/ART dan Pemilihan Ketua DKI,” ujar Ayad.
Hasil akhir dari Museni tersebut, AD/ART DKI dikembalikan lagi ke AD/ART sebelumnya, meski ada beberapa pengurangan dan penambahan kalimat dalam beberapa pasal yang ada di kedua aturan tertinggi DKI itu. Kemudian acara diakhiri dengan pesta demokrasi pemilihan calon Ketua DKI masa bakti 2009-2011. Syayidin, pelukis senior dan ternama terpilih menjadi Ketua DKI. Ia menang telak didukung 67 suara. Sementara lawannya Iwan Wa’eng (Musisi) mengantongi 5 suara, dan Nang Sadewo (Fotografer) hanya didukung 4 suara, dan 4 suara lainnya dinyatakan tidak sah dari 80 seniman yang ikut menyampaikan aspirasi hak pilihnya dalam Museni IV Tahun 2009 tersebut. (Satim)*** Foto : Satim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar