Selasa, 26 Januari 2010

Menyelusuri Obyek Wisata Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat

KOLAM RENANG GILI TRAWANGAN

Serombongan wisatawan menikmati suasana siang dengan berendam di kolam renang sambil menikmati minuman dan sajian menu lain di Gili Trawangan. Tempat itu banyak dikunjungi turis muda usia. (Foto:Kompas/Hariadi Saptono)***

TANAH AIR

Ke Gili, Sebaiknya "Nginap" Saja...

Oleh Khaerul Anwar

Sarana akomodasi dan transportasi menjadi keniscayaan yang harus dipenuhi oleh daerah tujuan wisata, seperti obyek wisata tiga gili (pulau kecil): Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air, yang masuk wilayah Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

Sarana-sarana itu agaknya tersedia, relatif mudah, dan murah dengan lumayan banyak pilihan jika para pelancong bertandang ke sana.

Dari Terminal Bus Mandalika, Mataram, ibu kota NTB, Anda bisa menumpang angkutan umum menuju Lombok Utara, lalu turun di Pelabuhan Bangsal, Desa Pemenang–pintu masuk menuju pulau-pulau itu. Ongkos dari Mandalika ke Bangsal sebesar Rp 15.000 per orang.

Memang ada angkutan umum jurusan Lombok Utara, yang mengetem di timur Bandara Selaparang, dengan ongkos lebih murah, Rp 10.000 per orang, sampai Pelabuhan Bangsal yang ditempuh sekitar 40 menit dari Mataram. Hotel-hotel di Mataram juga menyediakan mobil sewaan antara Rp 400.00 dan Rp 600.000 per hari.

Perjalanan ini bisa memilih jalur hutan atau pinggiran pantai. Kalau memilih rute hutan, Anda akan menerabas kawasan hutan Pusuk, habitat komunitas kera abu-abu di pinggir jalan yang menanti para pengendara dan penumpang angkutan umum melempar makanan (roti, pisang, dan lain-lain) buat mereka. Wisatawan singgah di sini memberi makan monyet-monyet itu seraya mencicipi air tuak manis dan durian.

Jika Anda memilih jalur pinggiran pantai, begitu masuk kawasan Senggigi, di sisi kiri Anda adalah panorama indah laut biru dan langit biru. Di kejauhan, Gunung Agung di Pulau Bali terlihat jelas. Suasananya sunyi... dan Anda bebas berhenti di mana saja di sejumlah pantai sunyi penuh pohon kelapa itu, lalu nyemplung, basah kuyup menyusuri pasir putih dengan air asin setinggi dengkul....

Selagi musim durian, harga durian Rp 15.000-Rp 30.000 per biji. Satu botol air tuak manis—ukuran 1 liter dan 600 mililiter botol minuman kemasan—dijual Rp 2.500-Rp 5.000. Di beberapa tempat di kawasan ini dapat dilihat proses membuat gula merah, malah diproduksi dalam bentuk briket (sebesar permen), biasanya dikonsumsi para olahragawan. Satu kotak kemasan briket gula merah dijual Rp 25.000.

Di Bangsal sudah menunggu boat angkutan umum penyeberangan ke tiga gili. Harga tiket yang dibeli di kantor koperasi pengelola angkutan itu tergolong murah, yakni Rp 10.000 per orang untuk jurusan Trawangan, Rp 9.000 ke Meno, dan Rp 8.000 ke Gili Air. Maksimal terisi 25 penumpang. Boat berlayar dari Bangsal ke Trawangan memerlukan waktu sekitar 45 menit, ke Meno 30 menit dan ke Air 20 menit.

Kalau enggan berdesak-desakan, ada yang bisa dicarter, tentu tarifnya lebih mahal. Tarif sekali jalan Bangsal-Trawangan Rp 185.000, Meno Rp 165.000, dan ke Air Rp 150.000. Andaikan tidak berniat bermalam, bolehlah mencarter boat seharga Rp 450.000 untuk menyinggahi tiga gili itu barang sebentar.

Perjalanan pun bisa ditempuh dari obyek wisata Senggigi dengan mencarter boat berkapasitas dua-empat orang yang tarifnya Rp 350.000, sedangkan yang kapasitasnya 10 orang harga sewanya Rp 550.000 pergi-pulang. Perjalanan pergi rute Senggigi-Trawangan sekitar 60 menit, atau lebih singkat ketimbang perjalanan pulang rute Trawangan-Senggigi yang mencapai 1,5 jam karena boat melawan arus laut.

Sejalan dengan gencarnya pariwisata tiga gili ini, banyak kapal cepat yang melakukan penyeberangan langsung dari Bali, yaitu dari Padangbai dan Nusa Lembongan yang ongkosnya Rp 450.000-Rp 550.000 per orang, dengan lama perjalanan sekitar dua jam.

Penginapan di tiga gili ini juga banyak pilihan, dengan tarif yang beda-beda tipis, meski wisatawan cenderung menginap di Gili Trawangan yang fasilitas penginapan, transportasi, keperluan menyelam, snorkeling, sampai barang cendera mata lebih lengkap. Biasanya wisatawan yang ingin menyelam dan snorkling melaju dari Trawangan ke Meno dan Air karena ada boat yang rutin pagi-sore melayani jalur Trawangan, Meno, dan Air pergi-pulang.

Di Trawangan, bagi yang berkantong tebal, tersedia hotel berbintang yang sewanya Rp 1,5 juta semalam atau penginapan menengah yang sewanya Rp 500.000-Rp 600.000 per malam. Paling murah adalah penginapan berstandar melati dengan tarif murah Rp 100.000 hingga Rp 150.000 semalam, plus layanan gratis snack serta segelas kopi dan teh manis pada pagi hari.

Habis sarapan, silakan melakukan snorkeling dan tidak perlu membawa alat sendiri karena maskernya banyak disewakan seharga Rp 50.000 sehari. Begitu pun bila menyelam, cukup menyediakan Rp 600.000 untuk membayar sewa alat selam berikut instrukturnya.

Puas menyaksikan pemandangan bawah laut, program berikutnya adalah jalan kaki mengitari tuntas pulau-pulau kecil itu selama satu jam. Kalau malas jalan kaki, cukup dengan merogoh saku untuk sewa sepeda Rp 50.000 per jam dan Rp 75.000 per hari. Menumpang cidomo (kendaraan dokar dengan roda ban mobil) adalah alternatif lain jalan-jalan menyusuri pinggir pantai Gili Trawangan (seluas 338 hektar) atau Gili Air, sekali jalan biayanya Rp 80.000 dan Rp 50.000.

Soal makan, sesuai dengan modal yang ada di kantong, ada restoran yang menyediakan aneka makanan laut seharga ratusan ribu. Namun, ada pula warung yang menyediakan nasi campur dengan lauk-pauk ala kadarnya, cukup merogoh kocek Rp 10.000-Rp 15.000.

Yah... tidak salah kalau memasukkan Lombok, dan tiga gili khususnya, dalam daftar acara liburan Anda dan keluarga. Sarana, akomodasi, dan biaya yang dikeluarkan relatif mudah dan murah. Berlibur dan menginap di tiga gili itu mungkin juga bisa mengendurkan saraf karena berbagai persoalan….

Source : Kompas, Sabtu, 23 Januari 2010 | 03:27 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar