Kamis, 15 April 2010

DPRD Siapkan Pansus Kasus Kekerasan yang Terjadi di Sekitar Makam Mbah Priuk

MBAH PRIUK

DPRD Siapkan Pansus Kasus Kekerasan

JAKARTA - DPRD DKI Jakarta menyiapkan panitia khusus untuk membahas kekerasan yang terjadi saat penertiban bangunan-bangunan liar di sekitar makam Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad atau Mbah Priuk. DPRD menyesalkan penertiban itu menggunakan kekerasan dan berakibat pada jatuhnya korban luka 144 orang.

Ketua DPRD DKI Jakarta Ferrial Sofyan, Rabu (14/4) di Jakarta Pusat, mengatakan, DPRD akan memanggil Gubernur Fauzi Bowo untuk mengetahui penyebab kekerasan. DPRD menduga ada kelemahan dalam sosialisasi kepada warga sehingga muncul perlawanan.

Wakil Ketua DPRD Triwisaksana mengatakan, bentrokan terjadi karena satuan polisi pamong praja (satpol PP) mengedepankan kekerasan dibandingkan dialog. Komandan lapangan satpol PP juga terus memerintahkan pasukannya merangsek maju meskipun sudah jatuh korban di kedua pihak.

”Satpol PP harus belajar dari Polri yang memiliki satuan negosiator lapangan dan intelijen. Dengan informasi kondisi lapangan yang lebih dini, tawuran warga dan satpol PP dapat dicegah,” kata Triwisaksana.

Triwisaksana dan Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah meminta gubernur memberhentikan Kepala Satpol PP di tingkat provinsi dan kota.

Sebelumnya, Ida Mahmudah dan anggota Komisi B DPRD DKI, Andhyka S, hadir di lokasi bentrokan untuk turut memediasi dialog antara Wakil Wali Kota Jakarta Utara dan perwakilan ahli waris. Namun, Ida terkena lemparan batu dari arah satpol PP.

Andhyka juga dikeroyok beberapa anggota satpol PP meskipun sudah berteriak bahwa dirinya anggota DPRD. Andhyka meminta visum dari rumah sakit dan akan menggugat satpol PP.

Kepala Satpol PP DKI Jakarta Harianto Badjoeri mengatakan, pihaknya bergerak atas perintah Pemerintah Provinsi DKI dan pengadilan. Bangunan liar yang akan ditertibkan berada di tanah milik Pelindo II dan makam yang dikeramatkan warga tidak akan dibongkar, tetapi dipugar dan diperindah. Ia membantah pihaknya memulai kekerasan. Warga yang dituding memulai serangan dan banyak anak buahnya yang terluka. (ECA/NDY)***

Source : Kompas, Kamis, 15 April 2010 | 03:53 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar