Sabtu, 03 Oktober 2009

Geger Skandal Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi

Perempuan panggilan, Patrizia D Addario, saat berlangsung Festival Film Venesia di Venesia, Italia, 4 September 2009. (Foto : Getty Images/Gareth Cattermole)


SKANDAL ITALIA

Berlusconi Disebut Sadar Pakai PSK

Kisah skandal seks yang melibatkan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi bertambah rumit. Perempuan yang ada di pusat skandal yang menarik perhatian rakyat Italia itu mengatakan Berlusconi secara sadar menjamu perempuan-perempuan panggilan kelas atas di kediamannya di Roma.

Berlusconi jelas mengetahui bahwa saya seorang perempuan panggilan,” kata Patrizia D’Addario dalam sebuah acara televisi yang disiarkan ke seluruh negeri lewat televisi pemerintah RAI, hari Kamis malam. RAI mengatakan, sekitar 7,3 juta orang menonton acara itu. ”Dan saya bukan satu-satunya (perempuan) malam itu, atau malam sebelumnya,” kata D’Addario.

Berlusconi (73) tidak membantah dia melewatkan malam dengan D’Addario yang berusia 42 tahun itu. Namun, pernyataan perempuan itu bertentangan dengan pernyataan-pernyataan Berlusconi sebelumnya bahwa dia tidak mengetahui D’Addario atau perempuan-perempuan lain yang menghadiri pesta-pestanya adalah PSK kelas atas.

Skandal mengenai kehidupan pribadi Berlusconi itu bermula dari sebuah kasus pengadilan di kota Bari, Italia selatan, mengenai kegiatan pengusaha bernama Gianpaolo Tarantini, yang sedang diselidiki karena korupsi di sistem kesehatan setempat.

Pernyataan D’Addario itu merupakan yang paling akhir dalam skandal yang meletus Juni lalu ketika rekaman sadapan mengungkapkan bahwa Tarantini yang rekan Berlusconi itu menawarkan uang kepada gadis-gadis panggilan untuk melewatkan malam dengan Perdana Menteri di kediamannya di Roma dan Sardinia.

Tarantini, yang dalam tahanan rumah, mengakui bahwa dia membantu mendapatkan tamu-tamu perempuan untuk santap malam dan pesta-pesta di rumah Berlusconi, tetapi mengatakan Berlusconi tidak tahu mereka adalah PSK.

”Saya memperkenalkan mereka sebagai teman-teman saya dan tidak mengatakan bahwa saya kadang-kadang membayar mereka,” kata Tarantini kepada surat kabar-surat kabar Italia.

Bukti dari rekaman sadapan itu membuka kemungkinan Tarantini dikenai dakwaan tambahan mendorong aktivitas prostitusi. ”Saya mempunyai kesan menjadi bagian dari sebuah harem,” kata D’Addario, Kamis.

”Hanya ada PM Berlusconi dan Tarantini dan sekitar 20 perempuan, itu saja. Kami berdansa, kami bernyanyi. Saya senang untuk tinggal dengan Perdana Menteri dan bahwa dia tertarik kepada saya,” katanya.

Tarantini, yang seperti D’Addario berasal dari Bari, mengatakan kepada pihak penyidik bahwa dia telah memasok sekitar 30 perempuan yang siap memberikan layanan seksual ”kalau diperlukan” untuk semuanya, sejumlah 18 pesta di rumah Berlusconi di Roma dan Sardinia dari September 2008 sampai Januari 2009.

D’Addario merekam percakapan yang jelas dengan Berlusconi di ponselnya dan mengungkapkannya kepada publik ketika, menurut dia, janji-janji seperti bantuan bisnis dan bahkan sebuah kursi parlemen Eropa tidak dipenuhi.

Dia mengatakan, pertama kali dia ke pesta di kediaman Perdana Menteri itu di Roma, dia menolak untuk menginap dan dibayar 1.000 euro, bukannya 2.000 euro seperti yang dijanjikan Tarantini. Pada kesempatan kedua—malam pemilu AS tanggal 4 November tahun lalu—dia menginap.

Juru bicara Berlusconi, Paolo Bonaiuti, mengatakan, pernyataan pada acara televisi itu dibangun berdasarkan kabar angin. Acara itu berakhir sebelum tengah malam dan mendominasi halaman muka hampir semua surat kabar Italia hari Jumat pagi.

Menteri Kebudayaan Sandro Bondi menyatakan, acara itu merupakan sebuah upaya lagi untuk memfitnah Berlusconi.

Pemimpin konservatif, yang istrinya memicu krisis pada bulan Mei dengan menuntut cerai dan menuduhnya berhubungan dengan gadis di bawah umur, itu mengatakan tidak pernah membayar untuk seks.(Reuters/AFP/DI)***

Source : Kompas, Sabtu, 3 Oktober 2009 | 03:48 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar