Situs Jakarta-Taiwan Dilestarikan di Tainan
TAINAN - Situs sejarah tentang hubungan masa lalu antara Jakarta dan Taiwan dilestarikan di Kota Tainan, Taiwan. Hubungan dagang antara Batavia (Jakarta) dan Tainan terjadi pada awal tahun 1600.
Juru Bicara Universitas National Chung Cheng Elisa Lu yang mengantar Kompas ke lokasi bersejarah itu, Rabu (7/10), menjelaskan, situs tersebut adalah dua benteng Belanda, yakni Benteng Provintia dan Benteng Zeelandia.
”Benteng tersebut dikendalikan oleh serikat dagang Belanda di Batavia yang sekarang dikenal menjadi Kota Jakarta,” kata Elisa.
Benteng Provintia diambil alih panglima Dinasti Ming bernama Zheng Cheng Gong atau yang oleh Belanda dikenal sebagai Koxinga. Zheng Cheng Gong membangun gedung berlanggam Dinasti Ming di atas Benteng Provintia.
Elisa Lu menambahkan, Zheng Cheng Gong menerima penyerahan Belanda atas Taiwan oleh Komandan VOC Frederik Coyett yang selanjutnya pindah ke Pulau Jawa.
Patung penyerahan Belanda kepada Zheng Cheng Gong kemudian didirikan di sebuah taman di dalam Benteng Provintia. Dalam pemantauan sepintas, pose patung-patung tersebut seperti monumen Pangeran Kornel dan Herman Willem Daendels di Cadas Pangeran, Sumedang, Jawa Barat.
Pada periode pendirian dua benteng Belanda di Tainan itu terjalin hubungan dagang antara Batavia dan Tainan. Kapiten China pertama yang membangun ekonomi Kota Batavia, Souw Beng Kong (Su Wu Gang), berulang kali memimpin misi dagang antara Pulau Jawa dan Pulau Taiwan.
Lingkungan terpadu
Benteng-benteng Belanda itu berada di tengah kota dan berdampingan dengan permukiman penduduk. Seluruh lingkungan bersejarah itu diatur terpadu sesuai konsep yang dikembangkan International Urban Development Association (INTA) yang menggelar konferensi ke-33 di Taiwan beberapa hari lalu.
Pelestarian sejarah, pengembangan kawasan hunian, kawasan pedagang kaki lima, dan kawasan pertokoan di Tainan dan Taiwan pada umumnya dipuji oleh Martijn Kanters, pakar riset dan konsultasi DTZ dari Praha, Ceko.
”Kami juga sedang mengembangkan pola serupa di Kota Praha untuk menata toko kecil dan pedagang kaki lima,” kata Martin yang berasal dari Kota Breda, Belanda. (Iwan Santosa dari Tainan, Taiwan)***
Source : Kompas, Kamis, 8 Oktober 2009 | 03:51 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar