Salah satu sudut candi kuno yang telah terungkap dari penemuan di kompleks Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Senin (21/12). Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta berhasil memetakan denah candi yang berbentuk bujur sangkar berukuran 6 x 6 meter itu. Namun, BP3 masih memerlukan waktu penggalian sekitar dua minggu lagi untuk mengungkap struktur lengkap candi zaman Mataram kuno abad ke-9-10 Masehi. (Foto : Kompas/Mohamad Final Daeng)***
Candi Kuno di Kampus UII Mulai Terungkap
SLEMAN - Wujud candi kuno yang terkubur di kompleks Universitas Islam Indonesia, Sleman, DI Yogyakarta, mulai terungkap. Peneliti dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta berhasil memetakan denah bangunan.
Dari hasil ekskavasi dua hari terakhir, diketahui struktur candi berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 6 x 6 meter. Terdapat satu pintu selebar 60 cm di sisi timur bangunan. Selain itu, ditemukan pagar batu berjarak 2 meter dari candi sepanjang 7 meter.
Koordinator ekskavasi dari BP3 Yogyakarta Budi Sancoyo mengatakan, meski sudah terungkap sebagian, pihaknya belum bisa menyimpulkan asal agama candi dan raja yang memerintahkan pembangunan candi itu. ”Kami masih mencari arca atau prasasti yang bisa menjelaskan riwayat candi ini,” katanya di lokasi penggalian, Senin (21/12).
Budi mengatakan, sangat dimungkinkan struktur yang terkubur berukuran sangat besar. Melihat denah yang bisa dipetakan saat ini, dimungkinkan terdapat bangunan lebih luas yang berada di sebelah timur dan selatan penemuan candi.
20 tenaga
BP3 Yogyakarta menurunkan empat arkeolog bersama beberapa juru ukur, juru gambar, dan 20 tenaga lokal. Ekskavasi menggunakan teknik test pit (lubang uji) di areal seluas sekitar 600 meter persegi. Hingga dua hari pelaksanaan ekskavasi, BP3 telah menggali di 15 test pit (satu test pit berukuran 2 x 2 meter) dari puluhan yang direncanakan.
Peneliti geologi dari Universitas Gadjah Mada, Andre Prasetyo, mengatakan, candi diduga terkubur oleh banjir lahar dingin dari aktivitas Gunung Merapi.(ENG)***
Source : Kompas, Selasa, 22 Desember 2009 | 04:14 WIB
No comments:
Post a Comment