Monday, December 14, 2009

Situs Perang Napoleon di Asia Terbengkalai

SEJARAH KOTA

Situs Perang Napoleon di Asia Terbengkalai

JAKARTA - Situs Perang Napoleon tahun 1811 antara pasukan Perancis-Belanda-Jawa melawan pasukan Inggris-India di kawasan Meester Cornelis terbengkalai.

Dalam pantauan, Sabtu (12/12), hanya tersisa saluran air di kawasan Palmeriam ke arah Kampung Melayu, Jakarta Timur, yang masih utuh seperti keadaan pertempuran tahun 1811.

”Sayang sekali tidak banyak yang tersisa. Padahal, ini adalah lokasi pertempuran Perang Napoleon terbesar di Asia,” ungkap Kolonel (Purn) Jean Rocher, penulis dan peneliti tentang sejarah Indonesia-Perancis.

Dalam penelusuran di sepanjang selokan, sejumlah warga mengakui pernah menemukan meriam seperti Meriam si Jagur saat menggali lokasi di sekitar Palmeriam.

”Di belakang Hotel Mega Matra dan di dekat SD di sebelah selokan pernah ditemukan meriam dan peluru bola besi tahun 1970-an. Tidak tahu terus disimpan ke mana,” kata Chairil, Ketua RT 07 RW 08 Kelurahan Palmeriam.

Chairil menambahkan, pada akhir tahun 1960-an pernah ditemukan ruang bawah tanah berisi meriam ala si Jagur dengan bola-bola besi dan kerangka manusia di Kompleks Berlan.

Menurut Jean, kemungkinan besar temuan itu berasal dari periode Perang Napoleon di Asia.

Perang Napoleon merupakan momen sejarah yang menentukan wajah Eropa modern yang melibatkan kawasan Asia, Afrika, dan Amerika Latin dalam peperangan global. Perang Napoleon, ujar Rocher, merupakan pertempuran militer terbesar pada abad ke-19.

Sejumlah pertempuran besar dalam Perang Napoleon diperingati di sejumlah negara, seperti Trafalgar, Waterloo, Austerlitz di Eropa, dan pertempuran laut di Abu Keyr, Mesir.

Ironisnya, pertempuran terbesar dalam perang Napoleon di Asia, yakni di Mester Cornelis, justru terlupakan. Ketika itu, diperkirakan 6.000 serdadu Perancis-Belanda-Jawa bertahan terhadap serbuan 12.000 prajurit Inggris-India yang berangkat dari Madras, India.

Sejarawan John Bastin dari East Sussex, Inggris, mencatat, armada Inggris yang menyerang Batavia (Jakarta) mencapai 100 buah kapal. Jumlah tersebut baru bisa ditandingi oleh armada Inggris di Asia semasa Perang Dunia II.

Jean Rocher yang menulis novel intelijen Perancis di Indonesia sedang menyiapkan buku sejarah memperingati 200 tahun Perang Napoleon di Asia yang jatuh pada tahun 2011. (ONG)

Source : Kompas, Senin, 14 Desember 2009 | 03:32 WIB

No comments:

Post a Comment