Saya Pria Romantis...
David Foster. (KOMPAS/ARBAIN RAMBEY)***
Oleh Frans Sartono
”I’m a romantic guy— saya pria romantis. Saya suka segala macam musik. Tetapi ketika tangan saya berada di atas piano, saya kira romansalah yang akan keluar,” kata David Foster kepada ”Kompas” sebelum konser di Jakarta, Rabu (27/10) malam.
Dan, malam itu tangan David Foster telah berada di atas tuts piano—matanya tampak merem-merem. Di depannya, Natalie Cole dan Ruben Studdard menyanyikan lagu ”When I Fall in Love”. Dan benar, suasana romantis terasa hadir, membuai 3.000-an penonton konser bertajuk ”The Hitman—A Special Evening with David Foster & Friends” di Ball Room Hotel The Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta.
”And the moment I can feel that you feel that way too... Is when I fall in love with you....” Begitu lirik akhir lagu gubahan Victor Young dan Edward Heyman itu usai, penonton seperti meledak dalam tepuk tangan dan teriakan riuh, pertanda rasa puas mereka.
Lagu-lagu yang disuguhkan Foster dan kawan-kawan di Jakarta membuktikan keromantisan seniman dari Kanada itu. Tersebutlah, antara lain, ”Unforgettable” dan ”I Miss You Like Crazy” yang dinyanyikan Natalie Cole. Kemudian ”If You Leave Me Now”, ”You’re the Inspiration”, ”Hard to Say I’m Sorry”, ”Glory of Love” dari Peter Cetera, sampai ”I Swear” lewat suara Ruben Studdard.
Pada konser yang digelar Surya 16 dan Berlian Entertainment itu, David Foster menjadi pemegang kendali hidup matinya sebuah pertunjukan musik. Malam itu dialah yang menjadi superstar di antara bintang-bintang lain, seperti Natalie Cole, Peter Cetera, Rubben Studdard, dan penyanyi berdarah Filipina, Charice, plus Canadian Tenors.
Ia membuka konser dengan karya instrumental, ”Love Theme from St Elmo’s Fire” dan ”Winter Games”. Dua nomor karya David Foster itu mendapat sambutan seru.
Pria kelahiran Kanada, 1 November 1949, itu memang seniman komplet di belantika musik. Ia adalah pemusik, komposer, produser, penata musik, pencari bakat, dan penyanyi—meski untuk yang terakhir ini ia cukup tahu diri.
”Kalau saya bisa menyanyi, saya tidak akan membawa kawan-kawan itu,” katanya berseloroh.
Apa sebenarnya yang ingin ia sampaikan kepada jutaan pendengarnya di berbagai belahan bumi?
”Saya tidak punya pesan lain selain romansa. Saya tidak mencoba untuk menjadi sok pandai atau berusaha agar tampak begitu jago, tapi orang tidak memahami musik saya,” kata Foster yang pernah datang ke Jakarta pada 1992 itu.
”Saya hanya ingin mereka memadu asmara dengan musik saya, he-he-he...,” katanya.
15 Grammy
”When I Fall in Love” menjadi contoh bagaimana sebuah lagu yang telah direkam oleh lebih dari seratus penyanyi itu mempunyai ”nyawa” baru ketika disentuh tangan kreatif David Foster. Doris Day merekam lagu tersebut pada 1952. Kemudian Nat ”King” Cole, yang tak lain adalah ayah dari Natalie Cole, merekam lagu itu pada 1956.
Foster menggarap kembali ”When I Fall in Love” dengan penyanyi Natalie Cole tahun 1996. Atas lagu tersebut, Foster mendapat penghargaan Grammy 1997 untuk kategori terbaik aransemen instrumental bersama vokal.
Dalam rekaman tersebut, Foster memadukan vokal Natalie Cole dengan vokal mendiang Nat ”King” Cole. Model semacam itu pernah dilakukan Foster dalam ”Unforgettable” yang juga mendapat Grammy pada 1992. Kali ini untuk kategori rekaman terbaik dan produser terbaik.
Total sepanjang karier, Foster pernah mendapat 15 Grammy. Karyanya pernah masuk nominasi Grammy sebanyak 44 kali. Sebagian besar lagu-lagu berkualitas Grammy itu berupa lagu romantis, seperti ”After the Love is Gone” tahun 1979 dari Earth Wind & Fire. Dalam konser di Jakarta, lagu itu dibawakan oleh Ruben Studdard. Kemudian ”Somewhere” (1987) lewat suara Barbra Streisand, ”I Will Always Love You” (1994) dari Whitney Houston, dan ”Falling Into You” (1997) yang dilantunkan Celine Dion.
Rentetan Grammy itu merupakan pengakuan resmi akan keandalan Foster sebagai juru suguh musik. ”Saya pernah lewat di sebuah jalan di Los Angeles dan melihat Grammy-Grammy yang pernah saya peroleh. Saya melihat itu sebagai rangkaian periode dalam kehidupan saya,” kata Foster di tengah ribetnya suasana menjelang konser.
”Dalam konser malam ini, Anda akan melihat perjalanan kehidupan saya. Itu merupakan karier yang hebat dan saya berharap itu belum berakhir.”
Kegembiraan bermusik
Karier di belantika musik David Foster terentang hampir 40 tahun. Ia memulai sebagai pemain keyboard pada band pop Skylark tahun 1971. Band itu tidak menduniakan nama seorang David Foster.
Ia kemudian lebih banyak menjadi produser, komposer, dan penata musik, yang pernah menggarap rekaman puluhan penyanyi terkenal. Menyebut beberapa saja, seperti Celine Dion, Andrea Bocelli, Mariah Carey, Whitney Houston, Barbra Streisand, Josh Groban, Michael Bolton, The Corrs, Kenny G, Al Jarreau, Natalie Cole, Michael Bublé, Chicago, dan Peter Cetera.
Foster melihat apa yang telah dia lakukan selama 40 tahun itu sebagai bukan pekerjaan.
”Jika Anda mempunyai karya sebanyak itu dan sepanjang itu, mungkin akan ada yang melihatnya sebagai hasil kerja keras. Tapi, bagi saya, musik itu bukan pekerjaan. Musik itu sesuatu yang menyenangkan,” katanya.
Tentu saja, menurut Foster, dalam hidup ini ada sesuatu yang harus dikerjakan, termasuk dalam urusan bisnis. ”Saya juga perlu hidup sejahtera, punya rumah. Maka, unsur bisnis itu juga ada dalam musik.”
”Namun, musik bagi saya benar-benar kegembiraan murni,” ujar Foster.***
Source : Kompas, Sabtu, 30 Oktober 2010 | 02:46 WIB
No comments:
Post a Comment