Selasa,
22 Desember 2015
SATIM
TERUS
MAJU
TERUS EKSPEDISI HUMANIORA
Para
Profesor Lingkungan Bahas
Grand
Design Indramayu Mangrove Center
PROFESOR LINGKUNGAN –
Para Profesor Lingkungan ketika
menggelar Rapat Pembahansan Grand Design
Indramayu Mangrove Center di Ruang Rapat Bappeda Kabupaten Indramayu, Provinsi
Jawa Barat, Selasa (22/12/2015). Para Profesor itu diantaranya, Prof. Sambas
Basuni, Prof. Kris, dan Prof. Cecep didampingi moderatornya.(Foto-foto : Satim)***
Indramayu, SATIM TERUS Online - UNTUK
menjadikan Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, sebagai kawasan pusat
Mangrove dan sekaligus sebagai daerah studi dan pariwisata hutan payau di Pulau
Jawa itu, tampaknya mulai dibahas serius.
Menjelang tutup tahun 2015, Desain
Indramayu sebagai Pusat Mangrove kembali dibahas serius. Tak tanggung-tanggung,
yang membahasnya para profesor lingkungan dari pemerintah pusat yang dimotori
BPLH Cimanuk-Citanduy. Para pakar lingkungan itu, diantaranya Prof. Sambas
Basuni, Prof. Kris, dan Prof. Cecep dan dipandu seorang moderator dari pihak
BPLH Cimanuk-Citanduy.
Salah seorang pembicara, Prof. Sambas
seusai rapat kepada SATIM TERUS mengatakan, pihaknya serius untuk menjadikan
Kabupaten Indramayu sebagai daerah pusat Mangrove di Pulau Jawa dan Indonesia.
“Bukan sekedar pusat Mangrove, namun
untuk menjadikan Indramayu sebagai daerah tujuan wisata dan pendidikan,
sehingga turut membangkitkan perekonomian masyarakat sekitarnya,” kata Sambas,
Selasa (22/12/2015) siang.Sambas menjelaskan, untuk perencanaan
dan penyusunan detailnya harus dilakukan pihak Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda) Kabupaten Indramayu.
Rapat yang bertajuk “Pembahasan Grand
Design Indramayu Mangrove Center” itu, berlangsung dari Selasa (22/12/2015) pagi
hingga menjelang petang. Peserta rapatnya melibatkan berbagai unsur meliputi,
perwakilan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Indramayu, Badan Lingkungan
Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Indramayu, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Kabupaten Indramayu, para Kuwu (Kepala Desa) di kawasan pantai, LSM
Lingkungan, para pejuang lingkungan hidup Indramayu, dan utusan beberapa
instansi terkait lainnya.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan
(Hutbun) Kabupaten Indramayu, H. Munjaki mengatakan, pihaknya sudah lama
mengusulkan agar Indramayu sebagai pusat Mangrove. Semua itu, untuk
membangkitkan perekonomian masyarakat pesisir sambil melestarikan hutan payau.
“Atas usulan itu, utusan pemerintah
Pusat dan Provinsi Jawa Barat sudah beberapa kali berkunjung ke Indramayu.
Harapan kami, demi Indramayu maka Grand Design Indramayu Mangrove Center segera
terwujud,” tandas Munjaki di kantornya, Rabu (30/12/2015) siang.
Pantuan SATIM TERUS, sekitar
beberapa abad silam, hutan Mangrove sudah tumbuh di sepanjang pantai Indramayu.
Tak heran jika kini hutan payau itu masih banyak yang tersisa, tumbuh tinggi
dan lebat. Kemudian sejak belasan tahun silam muncul kesadaran beberapa
kalangan dengan gerakan menanam Mangrove, sehingga turut mendukung keasrian
hutan Mangrove yang sudah tumbuh beberapa abad silam.
Kawasan pantai yang paling berpotensi
untuk dikembangkannya pusat hutan Mangrove diantaranya, Pantai Karangsong,
Pantai Cantigi, Pantai Balongan, Pantai Dadap, Pantai Juntinyuat, Pantai
Karangampel, Pantai Tiris, Pantai Eretan, Pantai Kandanghaur, Pantai Sukra,
Pantai Cemara, dan Pantai Losarang.
“Grand Design Indramayu Mangrove Center
jangan hanya serius dalam rapat, tapi harus benar-benar terwujud segera supaya
turut membangkitkan perekonomian masyarakat sekitarnya,” ungkap Dudung AR dari
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, kemarin.(Satim)***
No comments:
Post a Comment