Waduk Bojongsari Dikeruk
INDRAMAYU – Kondisi Waduk Bojongsari Indramayu saat ini kondisinya diduga rusak parah karena tingginya sedimentasi yang menyebabkan pendangkalan di sepanjang kolam air raksasa milik Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat itu.
Waduk Bojongsari yang dibangun pada 2002 dengan biaya belasan miliar rupiah itu, belum pernah dikuras sehingga endapan lumpurnya memicu pendangkalan dimana-mana. Sabtu (20/6), setelah air Sungai Cimanuk di stop masuk ke Waduk Bojongsari, sepanjang bibir bawah kolam lomba dayung itu terlihat dangkal. Untuk melakukan pengurasan dan pengerukannya, konon, diperkirakan tak akan selesai sebulan. Apalagi, alat berat jenis becho yang digunakan untuk mengeruk lumpur di sana kurang memadai.
Pengerukan waduk itu terlihat dilakukan sejak Rabu (17/6), Kamis (18/6), kecuali Jumat (19/6) terlihat tidak ada aktivitas pengerukan, dan Sabtu (20/6) pengerukan dilanjutkan kembali hingga sore. “Kalau ada biayanya, pengerukan dilakukan sampai seluruh Waduk Bojongsari normal kembali,” kata Harry, pelaksana pengerukan dan pegawai Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi (DPSDA Tamben) Kabupaten Indramayu, Sabtu (20/6) di lokasi pengerukan Waduk Bojongsari Indramayu.
Menurut Harry, anggaran untuk mengeruk Waduk Bojongsari itu sangat minim, sehingga membuatnya pusing. Tapi Harry tak mau mengatakan, sebetulnnya berapa sih anggarannya ? “Ya, pokoknya minim,” jawabnya.
Dikatakan, sampai saat ini, pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Indramayu belum mengalokasikan anggaran untuk pemerataan tanah lumpur yang diangkut dari kolam raksasa tersebut.
“Biaya operasional yang kami pakai untuk pengerukan Waduk Bojongsari ini dari anggaran rutin dinas kami,” katanya.
Dalam catatan Tim Ekspedisi Susur Sungai Cimanuk Indramayu 2009, Waduk Bojongsari itu dulunya Sungai Cimanuk yang mengalirkan air hingga menembus jantung kota Indramayu. Sungai itu lalu ditambak puluhan tahun silam, ini sebelum Pemerintah Kabupaten Indramayu memutuskan untuk membuat Waduk Bojongsari karena desakan sebagai tuan rumah Porda IX pada 2003 silam. Waduk itu lalu dibangun pada 2002 dengan kebutuhan jangka pendek sebagai arena lomba dayung Porda IX Tahun 2003 tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar). Konon, uang untuk membangun sarana lomba dayung tadi dikucurkan dari pihak Provinsi Jabar. (Satim)***
Waduk Bojongsari yang dibangun pada 2002 dengan biaya belasan miliar rupiah itu, belum pernah dikuras sehingga endapan lumpurnya memicu pendangkalan dimana-mana. Sabtu (20/6), setelah air Sungai Cimanuk di stop masuk ke Waduk Bojongsari, sepanjang bibir bawah kolam lomba dayung itu terlihat dangkal. Untuk melakukan pengurasan dan pengerukannya, konon, diperkirakan tak akan selesai sebulan. Apalagi, alat berat jenis becho yang digunakan untuk mengeruk lumpur di sana kurang memadai.
Pengerukan waduk itu terlihat dilakukan sejak Rabu (17/6), Kamis (18/6), kecuali Jumat (19/6) terlihat tidak ada aktivitas pengerukan, dan Sabtu (20/6) pengerukan dilanjutkan kembali hingga sore. “Kalau ada biayanya, pengerukan dilakukan sampai seluruh Waduk Bojongsari normal kembali,” kata Harry, pelaksana pengerukan dan pegawai Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi (DPSDA Tamben) Kabupaten Indramayu, Sabtu (20/6) di lokasi pengerukan Waduk Bojongsari Indramayu.
Menurut Harry, anggaran untuk mengeruk Waduk Bojongsari itu sangat minim, sehingga membuatnya pusing. Tapi Harry tak mau mengatakan, sebetulnnya berapa sih anggarannya ? “Ya, pokoknya minim,” jawabnya.
Dikatakan, sampai saat ini, pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Indramayu belum mengalokasikan anggaran untuk pemerataan tanah lumpur yang diangkut dari kolam raksasa tersebut.
“Biaya operasional yang kami pakai untuk pengerukan Waduk Bojongsari ini dari anggaran rutin dinas kami,” katanya.
Dalam catatan Tim Ekspedisi Susur Sungai Cimanuk Indramayu 2009, Waduk Bojongsari itu dulunya Sungai Cimanuk yang mengalirkan air hingga menembus jantung kota Indramayu. Sungai itu lalu ditambak puluhan tahun silam, ini sebelum Pemerintah Kabupaten Indramayu memutuskan untuk membuat Waduk Bojongsari karena desakan sebagai tuan rumah Porda IX pada 2003 silam. Waduk itu lalu dibangun pada 2002 dengan kebutuhan jangka pendek sebagai arena lomba dayung Porda IX Tahun 2003 tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar). Konon, uang untuk membangun sarana lomba dayung tadi dikucurkan dari pihak Provinsi Jabar. (Satim)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar