Monday, June 1, 2009

Lika-Liku Nilai Humaniora dari Kota Mangga Indramayu



MONUMEN "DALAM MIMPI" – Tokoh pejuang rakyat Indramayu, M.A. Sentot semasa hidupnya memimpikan dibuatkan Monumen Perjuangan Rakyat Indramayu, Provinsi Jawa Barat berikut diorama yang menggambarkan liku-liku perjuangan rakyat Indramayu dalam mengusir penjajahan Belanda dari “Kota Mangga” pada tahun 1947. Sayang, Sentot keburu mangkat pada tahun 2002 silam dengan pangkat terakhirnya Brigjend TNI, dan dikebumikan di Taman Pahlawan Cikutra Bandung dengan upacara militer. Namun yang terjadi kini, monumen yang diinginkan Sentot tadi tampaknya masih “dalam mimpi”. Pro dan kontra pun terkesan masih terjadi. Konon, karena bentuk patung dan area diorama yang tengah dibangunnya diduga kurang mengandung nilai artistik seni seperti yang diimpikan Sentot, Pimpinan Pasukan Setan 1947 tersebut. Ada kalangan seniman menilai, itu merupakan “Monumen Dalam Mimpi”. (Satim)***


BERBURU REMIS – Waduk Bojongsari Indramayu, Provinsi Jawa Barat tak hanya mampu menyimpan air, tetapi menyimpan kandungan nilai ekonomi bagi sebagian orang. Tardi (45) dan Darto (52), warga Desa Widasari, Indramayu adalah orang yang setiap hari memanfaatkan Waduk Bojongsari Indramayu itu untuk menafkahi anak dan istrinya. Setiap pagi hingga menjelang sore, mereka berendam di Waduk Bojongsari sambil menggerakkan kedua tangannya untuk berburu remis (sejenis kerang). Untuk memperoleh remis yang banyak dibutuhkan waktu berjam-jam sambil berendam. Setiap harinya, konon, mereka mampu menjual daging remis mentah sekitar 5 sampai 7 kilogram ke tengkulak. Daging remis mentah itu dihargai Rp 10.000 per kilogramnya. (Satim)***



WARUNG MANGKAL PARA WARTAWAN - Warung "Sumber Urip" begitu nama warung di tingkungan Jalan Wiralodra Blok Sekober Kelurahan Lemah Abang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, atau belakang Pendopo Pemkab Indramayu itu oleh pemiliknya, Bang Acim (begitu sapaan akrabnya) memberi nama warungnya itu sejak tahun 1970-an. Hingga kini, nama warungnya itu tetap "Sumber Urip", sebuah nama yang menurutnya amat bersejarah bagi para pengacara, pegawai Pengadilan Negeri Indramayu, karyawan Pemkab Indramayu, dan para wartawan media massa cetak dan elektronik yang meliput di wilayah Kabupaten Indramayu. Siapa pun wartawannya yang setiap hari meliput di lingkungan Pemkab Indramayu, mayoritas mengenal nama Bang Acim dan warung "Sumber Uripnya". Tampak dalam gambar, sejumlah wartawan tengah melepas lelah seusai melakukan peliputan berita di wilayah Kabupaten Indramayu. Kadang sebelum meliput berita ke lapangan pun, para wartawa mampir dulu di warung "Sumber Urip" untuk memadukan berbagai macam informasi bersama teman-temannya sesama insan Pers. Ramainya wartawan yang menitipkan kendaraan di warung milik Bang Acim dan bagai Show Room Motor, biasanya pada Bulan Ramadhan hingga menjelang Hari raya Idul Fitri. Bagi sebagian kalangan insan Pers, berbagi informasi tentang berbagai berita di lapangan, tampaknya "mengasyikan" untuk dirundingkan sambil nongkrong di warung "Sumber Urip" Sekober itu. (Satim)***

No comments:

Post a Comment