Rosa Rai Djalal. Ah, dokter gigi ini pintar, cantik, dan enak sekali diajak ngobrol. Pantas saja, beberapa pasiennya sampai jatuh cinta dan mengiriminya bunga setiap hari selama berbulan-bulan.
Oleh : BUDI SUWARNA DAN PUTU FAJAR ARCANA
Saya sampai bingung, setiap hari pasien saya itu mengirim buket bunga besar-besar. Setiap hari, dia minta saya merawat giginya," ujar Rosa diikuti tawa renyah.
Terang saja Rosa tidak mau melayani pasien macam begini. Suatu kali, Rosa bahkan minta petugas satpam di rumah sakit tempat dia bertugas untuk mengawalnya dari kejaran pasien yang lagi kasmaran itu.
Di lain waktu, seorang bocah usia delapan tahun yang menjadi pasiennya juga kepincut kecantikan Rosa. Setiap hari, bocah itu minta diantar mamanya berobat ke Rosa. Setiap bertemu Rosa, bocah itu memandangnya lekat-lekat.
"Suatu ketika mama bocah itu bilang ke saya,”Bu dokter, anak saya mungkin jatuh cinta sama ibu”. Saya tertawa. Kok bisa ya anak kecil jatuh cinta," tutur Rosa.
Itu kisah Rosa ketika masih bujangan dan praktik di Rumah Sakit Mitra Internasional, Jatinegara, Jakarta. Sekarang, Bu Dokter Rosa telah menjadi istri Dino Patti Djalal-diplomat yang menjadi Juru Bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Apakah Dino juga jatuh cinta kepada Rosa setelah giginya dia rawat ? Rosa tertawa mendengar pertanyaan itu. "Dino itu enggak pernah mau saya periksa giginya.”
Katanya, “Nanti kamu ilfil (ilang feeling) sama saya”. Padahal, gigi dia itu bagus lho," kata Rosa ketika ditemui, Kamis (28/5) di Rays International Dental Clinic di Jalan Brawijaya VIII Nomor 2, Jakarta Selatan.
Rosa bercerita, dia bertemu dengan Dino karena dikenalkan temannya yang bekerja sebagai diplomat. Setelah satu bulan kenal, Rosa langsung dilamar Dino. "Saya kaget juga, kok tiba-tiba dia ngajak nikah. Karena dia serius, saya pun shalat minta petunjuk Allah. Akhirnya, hati saya mantap untuk menikah dengan Dino. Kami menikah bulan Juli 2004 dengan saksi Pak SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono)."
Dunia Rosa pun berubah. Sehari-hari, dia tidak lagi "hanya" mengurusi gigi. Sebagai istri diplomat, dia harus bisa masuk ke dalam pergaulan internasional. Hampir setiap hari, Rosa menghadiri acara jamuan makan resmi yang diadakan diplomat dari negeri asing.
"Meski agak keblenger, saya tetap datang. Prinsipnya di dunia diplomasi kan jika kamu mendatangi, kamu akan didatangi. Jadi balas-balasan gitu," tambahnya.
Bagaimana rasanya? "Ah, capek, tapi sangat menyenangkan. Saya jadi punya banyak pengalaman dan teman," katanya.
Dokter PTT
Rosa lulus dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pada Januari 1997. Dia memulai kariernya sebagai dokter gigi di Rumah Sakit Mitra Internasional. Setelah itu, dia mengikuti program dokter pegawai tidak tetap (PTT) di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, Jakarta, yang dapat dijangkau perahu klotok selama lima jam dari Teluk Jakarta.
Perjalanan itu selalu dia kenang. Mengapa? Karena di dalam perahu, orang secantik Rosa harus rela berdampingan dengan barang belanjaan penumpang lain, mulai sayur-mayur, ayam, dan kambing. "Selama dua tahun saya bolak-balik Jakarta-Pulau Kelapa. Pernah perahu yang saya tumpangi diombang-ambing ombak setinggi tiga meter. Saya pikir mati deh," katanya.
Seperti dokter di daerah terpencil lainnya, Rosa mendapat pengalaman-pengalaman unik. Masyarakat di sana, katanya, menganggap semua dokter, termasuk dokter gigi bisa menyembuhkan semua penyakit. "Kadang saya harus membantu sunatan," ujarnya sambil tertawa.
Hah, dokter gigi menyunat orang ? Modelnya bisa tak keruan?. "Enggak, saya cuma bantu-bantu saja kok. Yang menyunat dokter lain. Kalau saya yang menyunat, bisa gawat ha-ha-ha," balas Rosa diikuti tawa berderai-derai.
Buat Rosa, pengalaman sebagai dokter PTT adalah pengalaman penting dalam hidupnya. "Selama di Pulau Kelapa saya sadar, saya bukan siapa-siapa. Saya juga merasakan makna kesetiakawanan dan rasa tolong-menolong dalam wujud paling nyata."
Saat ini, Rosa bersama tiga temannya mengelola Rays International Dental Clinic yang melayani perawatan, rehabilitasi, dan kecantikan gigi. "Kalau ingin punya gigi yang rapi dan senyum manis datang saja ke sini," katanya berpromosi.
Kontes-kontesan
Perempuan blasteran Bugis-Banten ini mengaku dirinya orang yang aktif. Tidak heran jika kegiatannya seabrek-abrek sejak masih lajang. Ketika duduk di bangku SMA, Rosa sempat terpilih sebagai anggota Paskibraka tahun 1990.
Selepas SMA, dia mengikuti beberapa kontes kecantikan, seperti pemilihan Abang-None Jakarta tahun 1993, Putri Indonesia tahun 1995, dan Miss World University tahun 1995. Di ajang Abang-None Jakarta, dia menyabet Juara III. Waktu itu juara satunya Maudy Koesnadi.
Di ajang Putri Indonesia, dia meraih Runner Up I dan di Miss World University di Korea Selatan, Rosa masuk lima besar dunia model iklan.
Rosa mengaku, dirinya dididik ayahnya dengan bekal agama yang kuat. "Sejak umur dua tahun, saya sudah diajar mengaji. Kalau salah baca, tangan saya dipukul kayu kecil," kenangnya.
Di sisi lain, dia merasa kedua orangtuanya sangat demokratis. Mereka, kata Rosa, tidak pernah memaksa shalat atau belajar. "Beliau cuma bilang, ’Kalau ingin masuk surga, kamu shalat. Kalau ingin berhasil, belajar yang tekun’. Itu saya ikuti sampai sekarang."
Karena sikap demokratis itulah, ayahnya tidak melarang Rosa mengikuti kontes-kontes perempuan ayu. "Buat ayah saya, selama itu ada nilai kebaikannya, saya boleh ikut," tambah Rosa.
Pengalaman mengikuti kontes-kontes kecantikan itu, Rosa rasakan manfaatnya ketika dia memasuki dunia diplomat. "Saya jadi lebih percaya diri," tambahnya. Sementara itu, gemblengan selama mengikuti karantina Paskibraka membuat Rosa menjadi lebih disiplin.
"Semua ada manfaatnya Alhamdulillah, dunia saya sangat berwarna. Ada dunia gigi, dunia istana, dunia diplomat, dunia kecantikan, dan dunia Paskibraka," ujar Rosa menutup bincang-bincang di siang yang gerah itu.
Tentang Rosa
• Nama : Rosa Rai Djalal
• Lahir :
• Suami : Dino Patti Djalal
• Anak :
- Alexa Saraswati Djalal
- Keanu Dwibuwana Djalal - Chloe Ramadhanya Djalal
• Pendidikan :
- Dokter Gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1992-1997
- Esthetic Dentistry New York University, AS, 2003-2004 - Program Magister Administrasi Rumah Sakit, 2001-2003
• Karier :
- Dokter Gigi di RS Mitra Internasional Jatinegara, Jakarta Timur, 1997-2007
- Dokter Gigi di Puskesmas Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, 1999-2001
- Dokter Gigi clan Pendiri Lokartha Dental Clinic, 2003-2008
- Dokter Gigi dan Pendiri Rays International Dental Clinic, 2009
• Kegiatan :
- Pengurus Mutumanikam Nusantara Indonesia
- Salah satu pendiri Perhimpunan KebayakU
- Ketua Yayasan AI Hamid yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial
- Dewan Pengurus Indonesia Tersenyum
- Dharma Wanita Deplu clan Istana
- Anggota Modernisator Group
- Berpartisipasi dalam Diplomatic Circle
• Pengalaman :
- Paskibraka 1990
- Abang None Jakarta (Juara III)
- Putri Indonesia 1995 (Runner Up I)
- Miss World University (masuk lima besar dan terpilih sebagai Miss Fashion).
NILAI KELUARGA
Telepon dari Presiden
Rosa merasa tidak kikuk masuk ke dalam lingkungan Istana Negara yang serba formal dan serba diatur protokoler. Pasalnya, menurut Rosa, Presiden SBY sangat peduli dengan keluarga orang-orang di sekitarnya.
Dia bercerita, ketika dia ulang tahun pada 5 Januari 2005, suaminya, Dino, berjanji akan ikut merayakannya dengan makan malam bersama. Ternyata, hari itu Dino tidak bisa datang karena ada tugas mendadak di Istana. "Saya pikir ya sudah, mau bagaimana lagi."
Tiba-tiba, sekitar pukul 23.00, Presiden menelepon dan meminta maaf karena Dino masih harus bekerja di Istana pada hari spesial tersebut. Selanjutnya, Presiden mengucapkan selamat ulang tahun dan mendoakan Rosa.
Tidak berhenti sampai di situ, menteri-menteri yang ada di Istana ketika itu juga bergantian mengucapkan selamat ulang tahun kepada Rosa. "Wah, saya enggak bisa ngomong apa-apa. Saya kaget dapat telepon dan ucapan selamat ulang tahun dari Presiden dan para menteri, padahal saya ini siapa," katanya.
Dari pengalaman itu, Rosa melihat, orang-orang di Istana ternyata menganut nilai-nilai kekeluargaan yang besar. Itu sebabnya Rosa tidak canggung hampir setiap hari datang ke Istana untuk mengantar ketiga anaknya bertemu Dino.
"Suami saya itu sibuk. Tapi, saya usahakan anak-anak saya bisa bertemu ayahnya setiap hari meski hanya satu jam. Setiap sore biasanya saya membawa anak-anak ke Istana untuk menemui ayahnya di sela-sela kerja. Jika Dino sedang tidak sibuk, kami pulang bareng dari Istana," ujarnya.
Karena sering datang ke Istana, lanjut Rosa, anggota Paspampres dan wartawan yang biasa meliput acara Istana sudah hafal dengan keberadaan dirinya. "Mereka baik-baik, Iho," katanya.
Apa sih peran seorang istri yang bekerja di Istana ? "Sebagai istri, saya pasti mendukung penuh pekerjaan suami saya sebagai juru bicara kepresidenan." Bentuknya bagaimana?
"Kalau Dino ada masalah, dia pasti telepon saya sekadar curhat. Yah, laki-laki itu sudah senang kalau curhatnya didengar, ha-ha-ha. Makanya, kalaupun ada pasien, pasti saya tunda dulu," ujarnya.
Rosa juga aktif di lembaga nirlaba Mutumanikam Nusantara yang diprakarsai Ibu Ani Yudhoyono. Di yayasan yang bergerak untuk pengembangan industri kreatif itu, Rosa bertugas di unit pengembangan dan pemasaran produk.
"Selain itu, pastinya saya aktif di Dharma Wanita," kata Rosa. (RSW/CAN)
Source : KOMPAS, Minggu, 31 Mei 2009
No comments:
Post a Comment