Senin, 03 Mei 2010

5 Kerangka Prasejarah Ditemukan di Batujaya

Kerangka manusia sepanjang 170 cm disertai periuk bekal kubur di ujung kaki ditemukan utuh di keda laman 1 meter, membujur arah timur laut-barat daya, azimuth 60 derajat di halaman Candi Blandongan, Desa Segaran, Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang. Foto diambil hari Jumat ( 30/4). (Litbang Kompas/Slamet JP)***

5 Kerangka Prasejarah Ditemukan di Batujaya

Jauh Sebelum Masa Hindu dan Buddha

KARAWANG - Tim penggalian dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang, yang bekerja dalam proyek Pemugaran Candi Blandongan sejak pertengahan April lalu, menemukan lima kerangka manusia. Kerangka diduga berasal dari masa akhir prasejarah.

Candi Blandongan merupakan salah satu candi di kompleks Percandian Batujaya, Desa Segaran, Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Lokasi penemuan kerangka merupakan areal persawahan di sebelah tenggara halaman candi.

Kelima kerangka yang terkubur di kedalaman satu meter posisinya berjejer dengan kepala arah 60 derajat ke Timur Laut. Salah satu kerangka terlihat utuh dari ujung batok kepala hingga ujung tulang kaki, panjangnya 170 sentimeter. Di dekat kerangka terdapat barang gerabah, baik dalam kondisi utuh maupun pecahan, serta benda dari logam. Tak jauh dari lokasi kerangka juga ditemukan dua batu menhir, berukuran 2,1 meter dan 2,2 meter.

Arkeolog senior Hasan Djafar mengatakan, kerangka itu adalah manusia dari masa akhir prasejarah (sekitar abad ke-2 atau ke-3 Masehi), sebelum masa percandian di lokasi itu yang merujuk tentang peradaban zaman Kerajaan Tarumanagara.

”Kerangka ini merupakan manusia dari masa akhir prasejarah. Hal ini terlihat dari bekal kubur yang disertakan pada mayat, yaitu gerabah seperti tempayan atau periuk dan alat-alat dari logam atau besi yang merupakan persenjataan milik orang yang dikubur,” kata Hasan. Menurut Hasan, itu adalah kerangka nenek moyang jauh sebelum masa Hindu dan Buddha berkembang, sudah ada sebelum Candi Blandongan dibangun.

Pengangkatan peninggalan prasejarah ini rencananya dilakukan tanggal 5 Mei 2010. Identifikasi diperlukan untuk mengetahui secara tepat umur kerangka, jenis kelamin, dan rasnya, apakah dari ras mongoloid seperti pernah ditemukan sebelumnya di sekitar candi atau australomelanesoid.

Arkeolog yang bertugas di lapangan, Juliadi, mengatakan, sebelum kerangka diangkat, tim akan melakukan perekaman data seperti penggambaran, pemotretan, dan pengukuran lapisan tanah. Proses analisis anatomi dan rekonstruksi rencananya dilakukan di lokasi.

Setelah diangkat, kerangka akan disimpan sementara di bengkel atau tempat kerja di Batujaya. ”Selanjutnya, kerangka bisa menjadi obyek penelitian. Tidak tertutup kemungkinan ada pengembangan situs Batujaya. Kerangka bisa dipajang di museum agar masyarakat bisa mengapresiasi warisan budaya,” demikian papar Juliadi.

Kegiatan penggalian di sekitar Candi Blandongan terkait dengan pemugaran candi tahap ke-11 setelah dimulai tahun 1999. Pemugaran pernah vakum pada 2000. Penggalian dilakukan karena ada kecurigaan terdapat kerangka di tiga titik lokasi. Informasi itu didapat dari masyarakat sekitar yang mengolah areal persawahan di sekitar candi. Penggalian akan diteruskan hingga September 2010. (GI/INO/KPP/SJP/Litbang Kompas)***

Source : Kompas, Senin, 3 Mei 2010 | 04:39 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar