Selasa, 18 Mei 2010

Pemerintah China menawarkan kerja sama pengelolaan artefak atau benda berharga asal muatan kapal tenggelam dari perairan Cirebon

China Tertarik Kelola Artefak Bawah Laut

Rencana Lelang Tahap Kedua Ditunda

JAKARTA - Pemerintah China menawarkan kerja sama pengelolaan artefak atau benda berharga asal muatan kapal tenggelam dari perairan Cirebon. Usulan yang ditawarkan, antara lain, adalah pembangunan museum di China dan Indonesia untuk menampung koleksi.

Demikian dikemukakan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad selepas menerima kunjungan Duta Besar China untuk Indonesia Zhang Qiyue di Jakarta, Senin (17/5).

Fadel mengemukakan, dalam pertemuan itu China mengajak kerja sama dengan Pemerintah Indonesia (G to G) untuk pengumpulan dana bagi pembangunan museum penyimpanan koleksi 271.381 keping artefak berumur lebih dari 1.000 tahun peninggalan abad ke-10 itu.

”Pemerintah kedua negara akan mengkaji penggalangan dana, baik dari swasta nasional maupun China, untuk membangun museum penyimpanan koleksi artefak Cirebon,” ujar Fadel, yang juga menjabat Ketua Panitia Nasional Pengangkatan dan Pemanfaatan benda berharga asal muatan kapal tenggelam (BMKT).

Tunda lelang

Sementara itu, dalam rapat koordinasi Panitia Nasional Pengangkatan dan Pemanfaatan BMKT, Senin, panitia memutuskan untuk menunda sementara rencana lelang tahap kedua atas BMKT asal Cirebon. Ribuan potong batu permata, rubi, emas, dan keramik Kerajaan Tiongkok, serta perkakas gelas Kerajaan Persia, itu ditaksir senilai lebih kurang Rp 720 miliar.

Fadel mengatakan, pihaknya belum merumuskan rencana besar (grand strategy) terkait penanganan BMKT di sejumlah perairan Indonesia.

Meskipun demikian, izin survei dan pengangkatan BMKT yang sudah diterbitkan kepada perusahaan swasta tetap dilanjutkan. Berdasarkan data Panitia Nasional Pengangkatan dan Pemanfaatan BMKT, sejak Januari 2009 sampai Maret 2010, terdapat 11 penerbitan dan rekomendasi survei dan pengangkatan BMKT di Indonesia.

Fadel mengakui, penundaan lelang tahap kedua akan menimbulkan reaksi dari perusahaan pengangkat BMKT asal Cirebon. Untuk itu, pihaknya berkomitmen akan menggunakan hasil penggalangan dana untuk membayar investasi swasta.

Sehari sebelumnya, Minggu (16/5), Fadel mengunjungi Museum Bahari di Jakarta Utara untuk menjajaki kemungkinan artefak atau BMKT itu disimpan di Museum Bahari. Namun, kondisi museum tidak memungkinkan untuk menyimpan koleksi yang bernilai tinggi sehingga dijajaki kemungkinan menyimpan BMKT di Taman Mini Indonesia Indah.

Kepala Museum Bahari Gatut Dwihastono mengatakan, kondisi Museum Bahari memang kurang memadai untuk menyimpan BMKT bernilai sejarah tinggi.

Sekretaris Jenderal Panitia Nasional Pengangkatan dan Pemanfaatan BMKT Sudirman Saad mengemukakan, dibutuhkan dana sekitar Rp 1 triliun untuk membayar investor BMKT dan membangun museum. (LKT/Kompas) ***

Source : Kompas, Selasa, 18 Mei 2010 | 04:32 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar