Dari kiri: Puteri Indonesia 2008 Zivanna Letisha Siregar, Miss Universe 2009 Stefania Fernandez, dan Puteri Indonesia 2009 Qory Sandioriva. (Foto : Kompas/Arbain Rambey)***
Merebut Mahkota Juara
Kontes kecantikan makin banyak, contoh aja nih ada Puteri Indonesia, Miss Indonesia, sampai Putri Pariwisata Indonesia. Selain menawarkan iming-iming ketenaran, hadiah yang bisa dibawa pulang pemenang pun menggiurkan.
Mulai uang tunai, berbagai produk kecantikan, kursus pengembangan kepribadian, mobil dinas dan apartemen selama masa jabatan, sampai sekolah ke level S-2 di perguruan tinggi ternama. Ehm, ini belum termasuk uang tunai yang nilainya bisa sampai puluhan juta rupiah.
Bonus lain yang biasanya menyertai, dan ini yang justru jadi daya tarik utama: karier di dunia hiburan! Mulai tawaran menjadi bintang iklan, pemain sinetron dan film, sampai jadi presenter. Pokoknya, kalau sudah menjadi pemenang salah satu kontes itu, jalan menuju sukses seakan terbentang di depan mata. Siapa yang enggak tertarik, coba?
Tak hanya karier di dunia hiburan, banyak juga mantan peserta kontes yang kemudian berkarier di dunia politik, seperti Angelina Sondakh dan Venna Melinda (anggota DPR). Tapi, apa iya sih, karena semua hal itulah, para cewek berlomba-lomba ikut berbagai ajang kontes kecantikan?
Zivanna Letisha Siregar atau Zizi, Putri Indonesia 2008, gadis berusia 20 tahun ini, awalnya tertarik ikut ajang pemilihan Puteri Indonesia 2008 karena pengin menantang dan menguji diri sendiri. ”Modalnya cuma pede (percaya diri) dan nekat,” katanya.
Kebetulan Zizi aktif sejak SD. Banyak kegiatan dia ikuti dan tanggung jawab dipegangnya, mulai dari ketua kelas di SD sampai aktif di OSIS di SMA. ”Aku enggak ada motivasi khusus, hadiahnya apa juga enggak tahu,” katanya.
Di pikirannya cuma terlintas ajang Puteri Indonesia sayang kalau dilewatkan karena bisa menjadi batu loncatan untuk mengantarnya ke banyak hal yang bermanfaat untuk masa depan.
Alasan yang nyaris senada diungkapkan Putri Pariwisata Indonesia 2009, Andara Rainy Ayudini (22). Dara, panggilannya, mengikuti ajang pemilihan Putri Pariwisata Indonesia karena ingin mengembangkan diri.
None Jakarta 2007 ini memang menyukai dunia pariwisata. Jadi, dia mendaftar di ajang Putri Pariwisata Indonesia 2009. ”Modalnya pede karena aku mantan none,” ujarnya.
Putri Pariwisata Indonesia, kata Dara, paling tepat untuk dia karena sesuai keinginannya untuk menjadi bagian dari pengembangan pariwisata Tanah Air. ”Misiku membantu pengembangan pariwisata Indonesia,” katanya.
Sedangkan Kartika Indah Pelapory (22), Runner Up I Miss Indonesia 2008, yang sudah lebih dulu terjun di dunia hiburan lewat aktingnya di sejumlah sinetron dan film televisi, mengikuti Miss Indonesia karena ingin terlibat dalam kegiatan sosial yang lebih luas.
”Dibanding pemilihan sejenis, ajang Miss Indonesia menyediakan kegiatan sosial lebih banyak. Aku pengin berbuat sesuatu yang lebih baik untuk Indonesia,” kata Indah.
Pasang strategi
Motivasi setiap peserta bisa tak sama. Tapi, Zizi, Dara, dan Indah punya semangat sama untuk menjadi pemenang. Ada strategi yang mereka lancarkan untuk merebut mahkota juara.
Dara misalnya, meski tak memasang target menang, dia tak main-main. Ia rajin membekali diri, mulai mencari informasi dari internet, ngobrol dengan dosen pariwisata, memperlancar bahasa Inggris, sampai belajar menari.
Dia belajar keras menunjukkan potensinya. ”Aku berusaha menutupi kekuranganku dengan kelebihanku,” ucap Dara.
Saat karantina dimanfaatkan Dara untuk unjuk diri. Dara yang berpotensi, yang layak menyandang gelar juara. Zizi pun demikian. Setelah kompetisi berjalan, target Zizi tak lagi menjadi juara kedua atau ketiga, tetapi harus nomor satu.
Zizi mengaku tak ada persiapan khusus karena semua yang disyaratkan dalam pemilihan itu sudah dimilikinya. Tak hanya prestasi akademis, tetapi juga prestasi di luar sekolah seperti modeling.
”Aku orangnya juga bukan model yang individu, tapi suka bekerja sama dalam tim. Jadi semua sudah ada di dalam diriku melalui proses yang terjadi tanpa sadar, sejak masih kecil,” katanya.
Indah tak hanya melakukan persiapan fisik, tapi juga mengisi otak. ”Aku nyari info dari internet tentang isu-isu dalam dan luar negeri, juga isu-isu lingkungan.”
Di luar strategi itu, sikap diri juga penting, terutama untuk kontes kecantikan yang mewajibkan aspek beauty (cantik), brain (otak), dan behavior (perilaku). Modal cantik saja enggak cukup. Apalagi cantik itu subyektif, tak sama di mata setiap orang.
”Kecantikan hati jauh lebih penting. Kalau cantik, tapi sifatnya enggak baik, ya jadi jelek,” kata Indah.
Nah MuDAers, tertarik mengikuti jejak Zizi, Dara, dan Indah? Siapkan diri segera. Mengutip kalimat Zizi, mumpung masih muda, selama itu positif, kenapa enggak? (DWI AS SETIANINGSIH)***
Source : Kompas, Jumat, 15 Januari 2010 | 04:09 WIB
No comments:
Post a Comment