dan Kehutanan Kabupaten Indramayu.
(Foto : Satim)***
LINGKUNGAN
Keganasan Abrasi
Harus Ditangkal Dengan Mangrove
Harus Ditangkal Dengan Mangrove
INDRAMAYU – Hamparan persemaian tanaman mangrove memenuhi sebagian kawasan pantai Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Jutaan tanaman mangrove itu rencananya untuk program penghijauan kawasan pantai yang sekarang tengah digerogoti abrasi. Diperkirakan sudah ratusan kilometer kawasan pantai Indramayu lenyap ditelan lautan. Daratan yang semula terasa luas, kini air laut terkesan tengah mengganas dan merangsek ingin segera memangsa daratan yang masih tersisa.
Gawat ! Begitulah suara-suara para pemerhati lingkungan Indramayu mengomentari ganasnya ombak laut Jawa yang “menyerang” daratan wilayah Kabupaten Indramayu. “Jika tidak segera bertindak untuk aksi penanaman mangrove di sepanjang pantai, luas daratan Kabupaten Indramayu kian menyusut. Gawat !,” kata Ir. Nurcahya, pemuda pelopor gerakan penghijauan pantai di Kota Mangga Indramayu, Kamis (26/11), di areal pembibitan mangrove yang ada di pesisir Tiris Indramayu, sekitar 7 kilometer dari jantung Ibukota Indramayu.
Kegalauan warga yang menghuni kawasan pesisir Indramayu memang telah lama dipikirkan oleh instansi terkait yang ada di Kabupaten Indramayu. Salah satunya seperti yang dilakukan pihak Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Indramayu dalam beberapa tahun terkahir ini.
“Kami sudah mengupayakan gerakan penghijauan di selruh kawasan, baik kawasan pantai maupun permukiman penduduk. Gerakan one man one tree (satu orang menanam satu pohon), telah dimulai sejak tahun 2009 ini. Gerakan tersebut untuk mendasari pemulihan kawasan kritis hutan, dan diharapkan kita berada di kawasan hijau yang menghirup udara sehat apabila program penghijauan ini didukung oleh semua pihak,” kata Drs. H. Yayan Mulyantoro MM, Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Indramayu, Rabu (25/11), di kantornya.
Yayan Mulyantoro bersama jajarannya tengah mendesain konsep “Indramayu Hijau” untuk tahun 2010 dan seterusnya. Keberhasilan konsepnya itu, telah diuji di Bali pada awal November 2009 lalu. Mantan Kepala Dinas Trantib yang hobi berkostum komboran hitam-hitam adat Dermayu, dan pencinta sepeda onthel kuno itu, dipercaya sebagai pembicara dalam sebuah acara nasional yang bertema gerakan penghijauan kawasan pantai di Pulau Dewata.
Menurut pengakuan Yayan Mulyantoro, ia merasa bersyukur karena dan tidak memalukan membawa daerahnya, mengingat program dan gerakan penghijauan kawasan pantai yang dilakukan Kabupaten Indramayu, ternyata jauh lebih maju dibanding beberapa daerah pantai lainnya. “Kami tak sia-sia sebagai pembicara tingkat nasional di Bali itu,” ungkapnya. (Satim)***
Gawat ! Begitulah suara-suara para pemerhati lingkungan Indramayu mengomentari ganasnya ombak laut Jawa yang “menyerang” daratan wilayah Kabupaten Indramayu. “Jika tidak segera bertindak untuk aksi penanaman mangrove di sepanjang pantai, luas daratan Kabupaten Indramayu kian menyusut. Gawat !,” kata Ir. Nurcahya, pemuda pelopor gerakan penghijauan pantai di Kota Mangga Indramayu, Kamis (26/11), di areal pembibitan mangrove yang ada di pesisir Tiris Indramayu, sekitar 7 kilometer dari jantung Ibukota Indramayu.
Kegalauan warga yang menghuni kawasan pesisir Indramayu memang telah lama dipikirkan oleh instansi terkait yang ada di Kabupaten Indramayu. Salah satunya seperti yang dilakukan pihak Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Indramayu dalam beberapa tahun terkahir ini.
“Kami sudah mengupayakan gerakan penghijauan di selruh kawasan, baik kawasan pantai maupun permukiman penduduk. Gerakan one man one tree (satu orang menanam satu pohon), telah dimulai sejak tahun 2009 ini. Gerakan tersebut untuk mendasari pemulihan kawasan kritis hutan, dan diharapkan kita berada di kawasan hijau yang menghirup udara sehat apabila program penghijauan ini didukung oleh semua pihak,” kata Drs. H. Yayan Mulyantoro MM, Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Indramayu, Rabu (25/11), di kantornya.
Yayan Mulyantoro bersama jajarannya tengah mendesain konsep “Indramayu Hijau” untuk tahun 2010 dan seterusnya. Keberhasilan konsepnya itu, telah diuji di Bali pada awal November 2009 lalu. Mantan Kepala Dinas Trantib yang hobi berkostum komboran hitam-hitam adat Dermayu, dan pencinta sepeda onthel kuno itu, dipercaya sebagai pembicara dalam sebuah acara nasional yang bertema gerakan penghijauan kawasan pantai di Pulau Dewata.
Menurut pengakuan Yayan Mulyantoro, ia merasa bersyukur karena dan tidak memalukan membawa daerahnya, mengingat program dan gerakan penghijauan kawasan pantai yang dilakukan Kabupaten Indramayu, ternyata jauh lebih maju dibanding beberapa daerah pantai lainnya. “Kami tak sia-sia sebagai pembicara tingkat nasional di Bali itu,” ungkapnya. (Satim)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar