Lingkungan
Sungai di Cirebon Tak Lagi Punya Sempadan
CIREBON - Sebagian besar sungai di Cirebon tidak mempunyai sempadan lagi. Pasalnya, di tengah kota, bantaran sungai habis dipenuhi rumah dan rumah toko (ruko), sedangkan di pesisir dipenuhi tumpukan sampah. Memburuknya lingkungan sungai terlihat di Sungai Bondet, Kesenden, Cangkol, Mundu, hingga Gebang, Sabtu (12/9). Di Bondet, sempadan sungai sudah berubah menjadi tumpukan sampah. Perumahan warga pun dibangun di sempadan sungai.
Di Sungai Kesenden, hilir sungai penuh dengan lumpur sehingga perahu nelayan tak bisa leluasa keluar masuk sungai itu. Pepohonan bakau pun, sesuai pengamatan Kompas, hanya lebat di muara sungai Mundu. Di muara sungai-sungai lain, hutan bakau sudah gundul, berganti dengan rumah atau tambak.
Menurut Trijono, staf fungsional Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung, dalam pertemuan dengan wartawan, Rabu lalu, hampir 100 persen sempadan sungai sudah dikapling dan dijadikan rumah atau ruko.
Padahal, sempadan merupakan bagian dari sungai yang tidak aman untuk ditinggali. "Warga di bantaran sungai setiap kali mengeluh kebanjiran. Tentu saja mereka kebanjiran karena tinggal di sungai," katanya.
Perlunya relokasi
Menurut Trijono, wilayah sungai meliputi daerah yang dialiri air dan bantarannya. Saat musim kemarau air sungai menyusut, tetapi pada musim hujan air melimpah dan memenuhi bantaran. Karena itu, seharusnya rumah tidak dibangun di bantaran sungai. Hilangnya pepohonan di bantaran membuat erosi, yang mengakibatkan pendangkalan sungai.
Untuk memulihkan kondisi sungai, seharusnya ada relokasi rumah atau ruko dari bantaran sungai, baru wilayah sungai bisa diperbaiki lagi.
Bambang Sasongko, Ketua Forum Masyarakat Pencinta Sungai, mengakui, perbaikan sungai belum optimal. Perbaikan sungai tak cukup hanya dengan pengerukan atau pembangunan bendung karet, tetapi juga perlu perbaikan menyeluruh di hulu. (NIT)
Source : Kompas, Senin, 14 September 2009 | 13:47 WIB
No comments:
Post a Comment