BAHASA DAERAH
Keragaman Jadi Modal Kebinekaan
PALEMBANG - Keragaman bahasa daerah di Nusantara seharusnya tidak menjadi sarana untuk membeda-bedakan. Sebaliknya, keragaman ini merupakan modal penting untuk memahami kebinekaan, merekonstruksi sejarah suatu suku, dan mengangkat budaya-kearifan lokal.
Demikian salah satu kesimpulan dari seminar dan lokakarya nasional ”Bahasa-bahasa Daerah di Sumatera Selatan”, Rabu (28/10) di Palembang. Kegiatan yang diprakarsai Balai Bahasa Sumsel itu menghadirkan beberapa pembicara, di antaranya Mahsun (pakar bahasa Universitas Mataram), Abdul Gaffar Ruskhan (Pusat Bahasa Depdiknas), dan Djohan Hanafiah (budayawan Sumatera Selatan). Ratusan peserta dari kalangan praktisi, pengamat, dan dosen-guru bahasa daerah hadir di acara ini.
Mahsun mengatakan, di balik keragaman bahasa daerah sebenarnya tersimpan sebuah persamaan. Dia mencontohkan kata ”loro”, ”duo”, ”dua”, ”due”, yang merupakan kata dalam bahasa Jawa, Sumatera Selatan, Melayu, dan Komering.
Menurutnya, kata-kata itu ternyata punya hubungan kekerabatan karena berasal dari bahasa Jawa atau Melayu purba, yakni ”roro”. Kemudian dalam perkembangannya terjadi peleburan huruf awal serta ada inovasi kata di tingkat lokal.
Abdul Gaffar menyoroti pengaruh keragaman bahasa daerah dalam sistem pendidikan. Menurut dia, mustahil jika semua bahasa atau dialek ini diajarkan dalam kurikulum bahasa di suatu daerah karena pasti akan muncul banyak kendala.
”Contohnya di Sumatera Selatan, terdapat ratusan dialek bahasa lokal. Makanya, akademisi dan pemerintah perlu menentukan satu bahasa daerah yang patut diajarkan,” ujarnya. (ONI)***
Source : Kompas, Kamis, 29 Oktober 2009 | 03:58 WIB
No comments:
Post a Comment