Kamis, 29 Oktober 2009

Indonesia Tak Jarang Hadapi Kepahitan Sejarah

Wartawan Kompas Sutta Dharmasaputra menerima Megawati Soekarnoputri Award yang diserahkan Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Pramono Anung (dua dari kanan) di Jakarta, Rabu (28/10). Binaragawan Ade Ray (kiri) dan musisi Nugie (tiga dari kiri) juga menerima penghargaan dalam rangka Sumpah Pemuda itu. (Foto : Kompas/Alif Ichwan)***

SUMPAH PEMUDA

Wapres: Indonesia Tak Jarang

Hadapi Kepahitan Sejarah

SERANG - Hingga hari ini, bangsa Indonesia diakui masih tak jarang mengalami kepahitan dalam perjalanan sejarahnya. Bahkan, Indonesia pernah memasuki fase yang berbahaya, yaitu dengan retak-retaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia akibat kekerasan antarsuku, agama, dan rasial.

”Kita masih hangat dan masih cemas dengan ketegangan yang timbul karena politik yang mementingkan identitas kelompok. Kita juga masih merasakan ancaman fanatisme yang masih menggunakan cara teror dan membunuh dengan tanpa pandang bulu,” kata Wakil Presiden Boediono saat berpidato dengan teks di acara peringatan ke-81 Sumpah Pemuda di Lapangan Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten, Curug, Serang, Banten, Rabu (28/10).

”Dengan pengalaman masa lalu, kita menempuh masa reformasi dengan penuh harapan dan hati-hati. Untunglah Tuhan memberikan kearifan yang disebut kearifan rakyat,” lanjut Boediono didampingi Gubernur Provinsi Banten Ratu Atut Chosiyah.

Unjuk rasa

Bersamaan dengan kunjungan Boediono ke Serang, sekitar 100 mahasiswa dari Untirta Movement Community (UMC) berunjuk rasa di depan kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta)

Koordinator lapangan aksi tersebut, Dicky Hertanto, mengatakan, pada saat unjuk rasa itu sempat terjadi dorong-dorongan dan rebutan ban antara para mahasiswa dan polisi. ”Ada sembilan rekan kami yang terluka serius kena pukul dan tendang dan sekitar 12 orang mengalami luka ringan,” katanya.

Salah satu pendiri UMC, Rudi Hermawan, mengatakan, para mahasiswa hanya ingin menyampaikan orasi berisi tuntutan pencabutan UU Badan Hukum Pendidikan.

Kepala Kepolisian Resor Serang Ajun Komisaris Besar Indra Gautama menuturkan, polisi hanya mencegah supaya mahasiswa itu tidak berunjuk rasa di jalan depan kampus yang merupakan jalur utama yang dilewati bus-bus besar.

Mengenai mahasiswa yang terluka, Indra menuturkan belum mendapat laporan lengkap.

Sementara itu, kemarin 10 tokoh muda berprestasi menerima Megawati Soekarnoputri Award yang diserahkan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pramono Anung di Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Penerima Megawati Soekarnoputri Award tahun ini adalah Anies Baswedan (akademisi), Hendri Saparini (ekonom), Chalid Muhammad (aktivis lingkungan hidup), Mochtar Mohamad (kepala daerah/kader partai), Agustinus ”Nugie” Gusti Nugroho (musisi/aktivis lingkungan hidup), dan Tri Utami (musisi).

Penerima lainya adalah Angelique Widjaja (olahragawan), I Gusti Agung Kusuma Yudha ”Ade” Rai (olahragawan), Mira Lesmana (sineas), dan Sutta Dharmasaputra (wartawan).

(HAR/COK/CAS)***

Source : Kompas, Kamis, 29 Oktober 2009 | 03:42 WIB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar