Sabtu, 17 Oktober 2009

Setelah Sukses Merantau, orang Minangkabau Hampir Tak Pernah Pulang

BUDAYA

Minang Kontemporer Diminati Mancanegara

JAKARTA - Kurator seni dari mancanegara ternyata menyukai tari kontemporer Minangkabau, Sumatera Barat. Indonesia Performing Art Market yang digelar Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata setiap tahun berdampak positif bagi perkembangan dan kemajuan koreografer di Indonesia.

”Sukses tampil di nomor pembuka IPAM 2009 di Solo, Jawa Tengah, banyak kurator seni dari mancanegara yang mengundang kelompok tari Nan Jombang,” kata koreografer terkemuka Ery Mefri, Jumat (16/10) di Jakarta, menjelang keberangkatannya ke Singapura.

Tari Rantau Berbisik yang dipentaskan Ery Mefri mendapat tanggapan positif para kurator seni dari sejumlah negara ketika IPAM 2009. Sejumlah kurator yang sangat berminat dengan karya tari tersebut, antara lain, berasal dari Melbourne, Berlin, Brisbane, London, Jepang, dan Singapura.

Menurut Ery, kurator dari Esplanade, Singapura, sudah mengundang pihaknya untuk tampil selama dua hari, tanggal 17 dan 18 Oktober 2009, di Studio Teater Esplanade, dalam acara bertajuk ”Festival Melayu Esplanade”, yang digelar pada 9-18 Oktober 2009.

”Ery Mefri dengan karya Rantau Berbisik-nya yang luar biasa akan tampil sebagai pamungkas,” kata Programming Officer untuk The Esplanade Co Ltd Norhayati Yusoff.

Tiket pertunjukan seharga 30 dollar Singapura sudah habis terjual.

Menurut Ery Mefri, tari Rantau Berbisik berkisah tentang orang Minangkabau yang merantau dan membuka warung nasi padang. Setelah sukses di rantau, perantau Minang itu hampir tak pernah pulang. (NAL)***

Source : Kompas, Sabtu, 17 Oktober 2009 | 04:06 WIB

1 komentar:

  1. Perantau Minang ibarat burung yg malas pulang ke sarang..

    Apalagi kalau sukses dirantau, maka tanah perantauan adalah jadi kampung halaman sendiri dgn beranak pinak disana....

    Pulang sepertinya identik dgn kegagalan..

    Yg gagal yg akan pulang...

    Yg berhasil akan bertahan dan berkembang....

    Maka itulah yg terjadi... dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung... kalau perlu kawin mawin dgn orang tanah rantau untuk mengukuhkan pepatah ini...

    Joe

    Perantau di Indramayu

    BalasHapus