Senin, 23 November 2009

Soal Pancasila Yang Ditinggalkan Siswa

Pancasila Ditinggalkan Siswa

Konstruksi Pancasila Mengacu ke Orde Baru

YOGYAKARTA - Banyak pelajar yang tidak paham Pancasila sebagai dasar negara, bahkan urut-urutan silanya pun banyak yang salah. Kondisi ini setidaknya mencerminkan mulai lunturnya wawasan kebangsaan di kalangan para pelajar.

Penilaian tersebut diperoleh melalui sejumlah evaluasi yang dilakukan Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Departemen Dalam Negeri. Gejala ini terutama terjadi pada pelajar di daerah perkotaan. ”Adapun kemampuan pelajar di kawasan pedesaan dalam menghafal sila-sila Pancasila relatif masih baik,” kata Kepala Seksi Kelembagaan dan Sarana Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Departemen Dalam Negeri Heru Matador di sela-sela seminar sehari ”Pancasila dan Kedaulatan Bangsa” yang diselenggarakan atas kerja sama dengan Yayasan Pendidikan Pelita Kencana di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga di Yogyakarta, Kamis (19/11).

Menurut Heru, gejala ini mulai terjadi setelah era reformasi. Setelah jatuhnya pemerintahan Orde Baru, muatan pendidikan berkaitan dengan Pancasila berkurang. Kondisi ini diperparah dengan makin diabaikannya pendidikan pembangunan karakter siswa di sekolah.

Menurut Heru, pemahaman Pancasila di kalangan pelajar penting mengingat Pancasila sebagai ideologi bangsa merupakan salah satu falsafah yang mengikat persatuan bangsa. Pancasila juga merupakan salah satu dari empat pilar wawasan kebangsaan, selain pemahaman terhadap Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta keragaman budaya.

Berkurangnya wawasan kebangsaan, tutur Heru, berdampak pada menipisnya rasa nasionalisme, yang sudah mulai terlihat beberapa waktu terakhir. ”Maraknya pertikaian dan perkelahian antardesa merupakan salah satu tanda menipisnya rasa nasionalisme” ujarnya.

Perlu dimurnikan

Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Arie Sujito, yang hadir sebagai salah satu pembicara, mengatakan, Pancasila merupakan jalan untuk menegakkan kedaulatan Indonesia. Namun, untuk menguatkan kembali keyakinan terhadap ideologi Pancasila, nilai-nilai Pancasila perlu terlebih dahulu dibersihkan dari manipulasi Orde Baru.

”Pancasila perlu dikembalikan pada nilai-nilainya yang murni berdasarkan karakter dan nilai bangsa,” tuturnya.

Menurut Arie, saat ini konstruksi Pancasila sebagai sebuah ideologi masih mengacu pada penerapan pada era Orde Baru sehingga kurang mendapat simpati masyarakat.

”Pada pemerintahan Orde Baru, Pancasila digunakan sebagai alat dan doktrin untuk melanggengkan kekuasaan. Hal ini menimbulkan antipati di sebagian masyarakat pada era reformasi yang lebih bebas sekarang ini,” ujarnya.

Penguatan kembali Pancasila juga perlu dilakukan melalui kebijakan pemerintah yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Pemahaman Pancasila pada generasi muda saat ini diharapkan menghasilkan tafsiran-tafsiran kritis sehingga nilai Pancasila terus relevan dengan kehidupan bangsa pada masa depan. (IRE)***

Source : Kompas, Jumat, 20 November 2009 | 03:18 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar