Jumat, 18 September 2009

Pameran Foto : "Refleksi Dunia Anak"

Dari kegiatan pameran Foto

“ Refleksi Dunia Anak”

Karya Fotografer : Agus Purnomo

Salah satu karya fotografer AGus Purnomo berjudul “Bukan Laskar Pelangi”

INDRAMAYU - Proses kreatif bagi seniman tidaklah mudah dilakukan tanpa adanya keseriusan ,intensitas, produktivitas serta eksistensi yang konsisten di wilayah seni mereka. Seniman juga dituntut jujur dalam melahirkan karyanya, paling tidak ada semacam pertanggung jawaban secara moril hasil karya kreator dihadapan para ‘penikmat seni’.

Mengambil tema “ Refleksi Dunia Anak”, untuk kesekian kalinya kegiatan yang diusung fotografer Agus Purnomo dikemas dalam pameran foto diselenggarakan di Grand Hotel Trisula Indramayu 20-23 juli 2009. Di sini sang fotografer Agus Purnomo mencoba mempertanggung jawabkan hasil karya jepretannya selama berproses kreatif, selain mengasah kemampuan juga merealisasikan ide gagasanya.

Akrab disapa Pur adalah pria kelahiran Ponorogo 28 maret 1983, laki-laki dengan perawakan kurus ini mengenal dunia seni fotography pada tahun 2003, dan sering kali memunculkan karya yang lumayan untuk menjadi sebuah pertanggung jawaban. Kini ia lebih mengspesifikasikan fotographynya pada pendokumentasian keadaan social dan budaya. Ayah dengan satu anak ini menetap di kota mangga setelah memperistri gadis desa setempat.

Event fotography yang pernah digeluti diantaranya :

Pameran foto. “ Soul of Indramayu 2008” bersama komunitas pemotret Indramayu( KOPI). “ Pasar Seni” pameran foto 2008 dewan kesenian Indramayu (DKI). “ Tapak Sejarah Relung Cimanuk” pada tahun 2006. Team rekonstruksi foto Indramayu tempo doloe. Serta penyelenggara Hphotograpy contes 2009, dan sekarang “ Refleksi Dunia Anak”.

Menggapa fotografer Pur mengeksploitasi gagasanya mengkerucut pada persoalan seputar anak seperti tema diatas “ Refleksi Dunia Anak”. Saat diwawancara tabloid Sensor, Agus Purnomo pada wartawan berpendapat, ‘ menurutnya. “ Dunia anak adalah dunia yang penuh keceriaan, dimana dunia kita bisa bermain dan berimajinasi, mengekspresikan keadaan tanpa rasa takut untuk dikekang ataupun ditindas. ‘Baik secara moril,materil,maupun psykhologis, dari hal itu peristiwa di mana keceriaan dan sebuah penanggungan beban yang terekam kamera menjadi sebuah inspirasi dalam sebuah tujuan, “ ungkapnya.

Dalam moment pameran foto itu diisi juga dengan kegiatan workshop Photography sebagai pembicara Ferry Ardianto pengajar Darwis Triadi School of Photography ( AFPI), juga hadir Tohari,M. Sn (Dosen STSI Bandung). Kesimpulanya dalam workshop itu berbicara seputar dunia fotography yang bermuara pada kualitas serta kuantitas mengolah pada proses kreatif, baik mengarah pada nuansa profiet orientead maupun idiealisme person sang penggagas. (Siswo Prayitno)***

Source : Tabloid SENSOR, 23 Agustus 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar