Siswa Tak Lulus Bisa Mengulang
JAKARTA - Peserta ujian nasional SMP dan SMA sederajat yang tidak lulus ujian mulai tahun 2010 diberikan kesempatan untuk mengulang ujian pada tahun ajaran yang sama. Konsekuensinya, penyelenggaraan ujian nasional dimajukan dari biasanya April menjadi Maret.
”Ujian nasional ulang, khusus bagi siswa yang tidak lulus, akan diselenggarakan pada bulan Mei,” kata Sekretaris Badan Standar Nasional Pendidikan Edy Tri Baskoro di Jakarta, Kamis (12/11).
Pada tahun-tahun sebelumnya, siswa yang tidak lulus ujian nasional bisa mengikuti ujian nasional paket kesetaraan Paket B dan C sehingga ijazah yang diperoleh pun dari pendidikan kesetaraan. Sekarang, dengan adanya ujian nasional ulangan, siswa sekolah formal punya peluang untuk lulus dengan mendapat ijazah sekolah formal.
”Adapun ujian nasional paket kesetaraan Paket B dan C diharapkan benar-benar diikuti peserta pendidikan nonformal,” kata Edy.
Menurut Edy, berdasarkan masukan dari banyak pihak, penyelenggaraan ujian nasional yang hanya sekali dirasakan tidak adil. Siswa yang kondisinya kurang sehat atau ada halangan lain saat ujian nasional sehingga nilainya jelek, misalnya, akan sangat dirugikan. Karena itulah kebijakan ujian nasional diperbaiki.
Secara terpisah, S Hamid Hasan, ahli evaluasi dari Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, menilai kebijakan ujian nasional ulangan landasannya tidak jelas. ”Yang dipikirkan hanya kelulusan. Padahal, yang dibutuhkan bukan hanya siswa yang lulus ujian nasional, tetapi siswa yang berkualitas,” ujar Hamid.
Psikolog pendidikan dari Universitas Indonesia, Lucia RM Royanto, mengatakan, ujian nasional yang dipercepat, apalagi pemberitahuannya sangat mendadak, harus memerhatikan psikologis siswa. Jangan sampai sosialisasi yang mendadak menyebabkan guru, pihak sekolah, dan orangtua panik yang menyebabkan siswa ikut panik. ”Persoalannya, ujian masih menjadi sesuatu yang menakutkan bagi sebagian siswa,” katanya.
Pakar pendidikan Arief Rachman menekankan, percepatan ujian jangan sampai mengabaikan kejujuran siswa, guru, dan sekolah. (ELN/LUK)***
Source : Kompas, Jumat, 13 November 2009 | 02:47 WIB
No comments:
Post a Comment