Senin, 30 November 2009

SUSUR SUNGAI LASEM

SUSUR SUNGAI LASEM

Sejarawan di Rembang Rekomendasikan

Lasem sebagai Kota Cagar Budaya

LASEM - Masyarakat Sejarawan Indonesia Kabupaten Rembang bersama puluhan guru se-Kabupaten Rembang menyusuri Sungai Lasem di Kecamatan Rembang, Jawa Tengah. Mereka berupaya menginventarisasi jejak-jejak sejarah di sekitar sungai tersebut dan bakal merekomendasikan kota tua Lasem dan Sungai Lasem sebagai Kota Cagar Budaya (heritage town).

Dalam kegiatan bertema ”Menyusur Sungai, Meretas Sejarah Cina di Lasem” itu, Minggu (29/11), Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Rembang mencatat sembilan jejak sejarah di bantaran Sungai Lasem. Jejak sejarah yang dimaksud adalah Klenteng Makao, bekas pelabuhan Dasun, Masjid Tiban, parit jalur candu, kembatan lori pengangkut kayu, bekas permukiman China, galangan kapal, bekas pos pengawasan laut, dan situs tambak bathuk mini.

Hal lain yang juga ditemukan dalam penyusuran tersebut adalah sejumlah keprihatinan lingkungan. Misalnya, hampir di setiap bantaran sungai terdapat WC liar dan tempat pembuangan sampah, penumpukan sawah di sungai, hutan mangrove yang kian menipis, serta sedimentasi muara sungai.

Sejarawan Rembang, Slamet Widjaja, mengatakan, masyarakat sekitar Sungai Lasem dan pemerintah kurang peduli terhadap potensi sejarah sungai itu. Mereka tidak pernah merawat dan berupaya melestarikan situs-situs sejarah yang ada.

”Padahal, situs-situs itu merupakan saksi bisu sejarah sekaligus dapat menjadi tempat studi konkret yang melengkapi teori sejarah yang diberikan di sekolah. Sayang kalau tidak dilestarikan, bisa-bisa generasi selanjutnya dapat kehilangan informasi sejarah itu,” ujar Slamet.

Arsitek dan perencana lingkungan binaan asal Semarang, Widya Wijayanti, yang mengikuti kegiatan tersebut mengusulkan agar pemerintah, melalui MSI Rembang, mengusulkan Sungai Lasem dan kota tua Lasem menjadi kota pusaka. Alasannya, di bantaran sungai dan kota tua terdapat bangunan-bangunan bersejarah yang mempunyai nilai tinggi, baik di bidang arsitektural maupun sejarah.

Dalam kaitan itu, Ketua Umum MSI Rembang Edi Winarno mengatakan, pihaknya berencana membuat rekomendasi untuk mengemas Sungai Lasem dan kota tua Lasem sebagai kota wisata. Potensi wisata itu beragam, yaitu wisata batik Lasem, susur Sungai Lasem, dan mengunjungi atau mempelajari bangunan-bangunan bersejarah. ”Kami akan memulai dengan rekomendasi tentang pembenahan lingkungan sungai dan kota tua yang kotor,” katanya. (HEN)***

Source : Kompas, Senin, 30 November 2009 | 08:41 WIB

1 komentar:

  1. achmadsaifuddin@yahoo.co.id20 Maret 2010 pukul 12.07

    kalau kami boleh komentar, bahwa sebelum ada MSI Rembang lebih dalu berdiri FOKMAS dan jikalau MSI mengadakan penelusuran sejarah tua Lasem untuk bekerjasama dengan FOKMAS karena punya data yang banyak sekali, sekian terima kasih

    BalasHapus