Rabu, 06 Mei 2009

Obyek Wisata Water Park Bojongsari Indramayu

Kondisi obyek wisata Water Park Bojongsari, Indramayu. (Foto:Satim)

Water Park Bojongsari

Terancam Jadi “Bangkai”

INDRAMAYU Jika tidak segera digarap maksimal pada tahun 2009 ini, nasib seonggok bangunan obyek wisata “Water Boom” dan “Water Park” Bojongsari, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat terancam menjadi “bangkai” besi tua dan sejumlah bangunan lainnya yang sudah ada kemungkinan roboh karena tidak terurus lagi.

“Saya memperkirakan, kalau saja tak segera direhab dan pembangunan sarana obyek wisata lainnya di kawasan Waduk Bojongsari itu tidak digarap tahun ini, pemerintah cuma buang-buang duit rakyat namun tanpa arti apa-apa. Bangunan yang dirancang untuk Water Park itu, nantinya kemungkinan akan menjadi bangkai besi tua dan berbau indikasi korupsi,” kata Duliman, Ketua Cabang Komite Wartawan Reformasi Indonesia (KWRI) Kabupaten Indramayu, Rabu (6/5), di kantornya.

Prediksi Duliman itu didasarkan pada realita di lapangan, bahwa uang APBD Kabupaten Indramayu yang diperkirakan mencapai puluhan miliar rupiah yang digulirkan secara bertahap dalam tender, proses pemilihan langsung (Pilsung) dan Penunjukkan Langsung (Juksung) terhadap perusahaan tertentu yang digulirkan sejak tahun 2006, 2007, dan 2008.

Tak hanya Duliman yang mengomentari pembangunan obyek wisata tersebut ternacam menuai masalah yang berkepanjangan. Namun beberapa masyarakat pun menyangsikan keberhasilan proyek Water Park Bojongsari sebagai obyek wisata unggulan dan meraih keuntungan bagi daerah, terutama Pendapatan Asli Daerah Setempat (PADS).

“Dari awal, pembangunan proyek tersebut diduga bermasalah dan kurang mengikuti teknis konstruksi, sehingga tidak sedap dipandang, rawan banjir, dan seluruh bangunannya terancam cepat rusak serta roboh. Kalau sudah demikian, apanya yang mau dijual kepada publik agar mau berwisata ke Water Park Bojongsari Indramayu ?. Kalau konstruksi awalnya saja diduga sudah salah, dampaknya akan menuai permasalahan tersendiri atas bangunan tersebut,” ungkap Soenarto ST, pemerhati obyek wisata yang kini mengaku tengah mengembangkan karirnya di Surabaya.

Bohongi Publik

Jika harus berbicara jujur, Trisna Hendarin, ketika itu masih menjabat Kepala Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Indramayu kepada wartawan media lokal pada Oktober 2008 mengatakan, bahwa awal Januari 2009 obyek wisata Water Park Bojongsari siap diresmikan Bupati Indramayu, H. Irianto MS Syafiuddin. Maksud Trisna, awal Januari 2009 itu masyarakat umum sudah bisa menikmati wisata Bojongsari yang paling dibanggakan Trisna ketika itu.

Namun, pernyataan Trisna itu ternyata meleset. Jangankan siap diresmikan dan dioperasikan untuk umum, kondisi banguan obyek wisata Water Park Bojongsari terkesan masih amburadul. Khayalan Trisna, ia tampaknya ingin mengadopsi Water Boom dan Water Park yang ada di Bumi Serpong Damai (BSD) untuk diterapkan di Indramayu sebagai salah satu obyek wisata unggulan.

“Tapi kalau kenyataannya seperti sekarang, bangunannya terkesan masih amburadul ditemani rerumputan dan kemungkinan sarang ular yang ada di sana, boleh jadi Trisna telah membohongi publik. Buktinya, sampai sekarang tidak jelas kapan ibyek wisata Water Park itu akan dibuka,” tutur Karwita (53), pedagang makanan ringan yang jauh-jauh hari telah minat berjualan di tepi jalan yang hendak memasuki pintu gerbang obyek wisata itu.

Kemudian sumber lain mengungkapkan, bangunan dan sarana Water Park yang berada di balik lingkaran tembok beton itu, konon, saat ini banyak dihuni “makhluk halus” dan terkesan angker. Tidak menutup kemungkinan, semakin tidak jelas peresmiannya, konon, semakin terkesan lebih angker lagi. Apalagi awalnya merupakan kawasan rawa yang dihuni sejumlah hewan melata, seperti ular dan lain-lain.

Dari keterangan yang dihimpun ToeNTAS News, sejak awal Bupati Indramayu H. Irianto MS Syafiuddin (Yance) agak kecewa melihat kondisi obyek wisata Water Park itu. Konon, karena tidak sedap dipandang dan kurang memiliki “magnet” yang bisa mengundang rasa penasaran para wisatawan. Muncul niatan, bahwa kelanjutan pembangunan dan pengelolaannya akan diserahkan ke pihak swasta, ironisnya, hingga berita ini ditulis belum ada penjelasan mengenai calon investornya. Ujung-ujungnya, masih duit rakyat lagi yang digulirkan untuk tahap lanjutan pembangunannya.

Trisna Hendarin kini tidak memimpin Kantor Budpar karena dilikuidasi berubah nama menjadi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Indramayu. Ia saat ini sebagai Kabid Seni dan Budaya. Trisna mengatakan, pihaknya masih menjabat PPTK yang ikut menandatangani sejumlah proyek lanjutan obyek wisata Water Park itu.

“Pembangunan Water Park itu masih dilanjutkan pada tahun 2009 ini. Namun alokasi anggarannya baru sekitar dua miliar rupiah,” ungkapnya.

Ketika banyak yang mempertanyakan soal jadwal peresmian sebagaimana yang pernah diucapkan Trisna setahun lalu, Trisna lalu memundurkan agenda peresmian obyek wisata itu yang semula awal Januari 2009 namun batal, kini ia menjadwalkan peresmiannya dan dibuka untuk umum pada awal Oktober 2009 mendatang. Benarkah ? (Satim/Joko K) ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar